Tautan-tautan Akses

Panglima Tentara Mesir Serukan Mandat untuk Hadapi 'Terorisme'


Abdel Fattah el-Sissi mengeluarkan seruan rakyat Mesir untuk melakukan protes massal mendukung pemerintahan sementara dalam pidato wisuda akademi militer hari Rabu (24/7).
Abdel Fattah el-Sissi mengeluarkan seruan rakyat Mesir untuk melakukan protes massal mendukung pemerintahan sementara dalam pidato wisuda akademi militer hari Rabu (24/7).

Seruan Jenderal Abdel Fattah el-Sissi ini mengindikasikan langkah yang mungkin menandai peningkatan tindakan militer terhadap para pendukung Morsi.

Panglima tentara Mesir Abdel Fattah el-Sissi menyerukan dilakukannya unjuk rasa massal di seluruh Mesir hari Jumat (26/7) untuk memberikan mandat kepada tentara guna menghadapi yang disebutnya kekerasan dan terorisme, langkah yang mungkin menandai peningkatan tindakan terhadap para pendukung presiden tersingkir Mohamed Morsi.

Abdel Fattah el-Sissi mengeluarkan seruan itu dalam pidato wisuda akademi militer yang disiarkan televisi hari Rabu (24/7).

Jenderal Abdel Fattah el-Sissi mendapat tepukan meriah ketika berpidato di hadapan para lulusan taruna. Ia berkeras bahwa ia menggunakan "hati nuraninya" dalam menanggapi pergolakan politik Mesir baru-baru ini. "Militer," tegasnya, "hanya menjalankan perintah dari rakyat."

Dia mengatakan dia memperingatkan para pemimpin politik dan agama Mesir, termasuk Presiden Mohamed Morsi yang digulingkan, selama berbulan-bulan bahwa Mesir "memasuki terowongan gelap," dan perlu "solusi" untuk mengatasi krisis yang semakin meningkat di negara itu.

Sissi juga menekankan bahwa "peta jalan politik" menyerukan penulisan ulang konstitusi dan penyelenggaraan pemilihan parlemen dan presiden baru sesuai rencana, meskipun diprotes oleh Ikhwanul Muslim dan para pendukungnya.

Menteri pertahanan itu mengatakan jangan ada yang mengira bahwa ia dapat mengabaikan peta jalan, berkeras bahwa pemilu yang bebas dan adil akan diselenggarakan dan organisasi internasional bebas untuk memantaunya. Jika ada kelompok yang yakin memiliki suara mayoritas, katanya, kelompok itu harus ikut dalam pemilu.

Sementara kekerasan kecil tersebar berbagai bagian negara, Sissi meminta rakyat Mesir untuk mengadakan demonstrasi hari Jumat untuk menunjukkan kepada dunia bahwa mereka mendukung militer, seperti yang mereka lakukan pada tanggal 30 Juni.

Dia mengatakan dia tidak pernah meminta apapun dari rakyat Mesir, tetapi ia mendesak mereka untuk berkumpul pada hari Jumat untuk menunjukkan kepada dunia apa yang telah mereka putuskan dan memberikan wewenang kepada tentara dan polisi untuk menghadapi kekerasan dan terorisme.

Juru bicara Ikhwanul Muslimin Essam el-Erian mengatakan kepada stasiun TV berbahasa Arab di Qatar, Al Jazeera, bahwa kelompoknya menolak segala "perintah tentara," dan bahwa pihaknya mendesak agar Presiden Mohamed Morsi didudukkan kembali.

Mohamed Kamal, profesor ilmu politik di Universitas Kairo, mengatakan kepada VOA bahwa ia merasa tentara berupaya mencegah kekerasan lebih lanjut, tetapi menunjukkan itikad baik dengan memberi Ikhwanul Muslimin kesempatan kedua untuk mengikuti pemilu:

"Ini menunjukkan bahwa militer khawatir dengan meningkatnya kekerasan, khususnya di Kairo, dan ingin mengakhiri kebuntuan ini dan juga menunjukkan Sissi ingin memberi Ikhwanul Muslimin dan partainya kesempatan kedua dalam politik, yang merupakan hal yang langka. Dia ingin mereka mencalonkan diri lagi dalam apa yang dikatakan pemilu yang bebas dan adil dan bahwa rakyat dan militer akan menerima hasil pemilu ini," ujar Kamal.

Kamal menunjukkan bahwa ada sentimen "anti Ikhwanul Muslimin yang semakin besar" di Mesir dan bahwa itu akan menjadi "politik bunuh diri " bagi kelompok itu untuk terus menentang "realita baru di lapangan."
XS
SM
MD
LG