Tautan-tautan Akses

Panel PBB Dorong Perundingan Multilateral Soal Pelucutan Nuklir


Para inspektor Badan Energi Atom Internasional (IAEA) dan teknisi-teknisi Iran di fasilitas nuklir Natanz, sekitar 322 kilometer dari Teheran. (Foto: Dok)
Para inspektor Badan Energi Atom Internasional (IAEA) dan teknisi-teknisi Iran di fasilitas nuklir Natanz, sekitar 322 kilometer dari Teheran. (Foto: Dok)

Negara berkekuatan nuklir termasuk Rusia, China dan Amerika menolak proses itu.

Mayoritas negara pada panel yang diberi mandat oleh PBB hari Jumat (19/8) mengimbau Majelis Umum PBB untuk mempertimbangkan dilakukannya perundingan multilateral mengenai pelucutan nuklir, berdasarkan pemungutan suara yang sebelumnya diboikot oleh negara-negara berkekuatan nuklir di dunia.

Duta Besar Thailand Thani Thongthakdi, yang memimpin Kelompok Kerja Terbuka mengenai pelucutan nuklir memuji adanya “sinyal kuat,” tapi mengatakan banyak negara lebih menyukai konsensus di antara anggota mengenai perjanjian yang tidak akan banyak berdampak kecuali negara-negara nuklir juga menyetujuinya.

Panel itu melakukan pemungutan suara dengan hasil 68 suara berbanding 22 suara dengan 13 negara tidak memilih hari Jumat, mengenai teks usulan yang luas termasuk menyarankan Sidang Majelis melakukan upaya ke arah perundingan multilateral mengenai pelucutan senjata pada pertemuan berikutnya.

Negara berkekuatan nuklir termasuk Rusia, China dan Amerika menolak proses itu.

Jepang yang sensitif mengenai isu-isu nuklir setelah mengalami dua serangan bom nuklir pada PD II, tidak memberikan suara pada pemungutan suara itu.

Tashio Sana, Duta Besar Jepang untuk Konferensi PBB mengenai Pelucutan Nuklir, memuji “banyaknya unsur positif” pada rancangan teks seperti seruan pendudukan mengenai pelucutan nuklir tapi mengatakan para utusan di PBB tidak mencurahkan waktu yang cukup ke arah tercapainya konsensus. [my/al]

XS
SM
MD
LG