Tautan-tautan Akses

Otak Einstein Tersedia Secara Interaktif di iPad


Einstein saat direkam gelombang otaknya pada September 1950 di Princeton, New Jersey, oleh Dr. Alejandro Arellano. (Foto: Dok)
Einstein saat direkam gelombang otaknya pada September 1950 di Princeton, New Jersey, oleh Dr. Alejandro Arellano. (Foto: Dok)

Gambar detail dari otak Einstein dapat diunduh sebagai aplikasi di iPad untuk pembelajaran guru, murid dan ilmuwan.

Otak yang merevolusi Fisika sekarang ini dapat diunduh sebagai aplikasi dengan harga US$9.99. Tapi aplikasi tersebut tidak akan membantu memenangkan permainan Angry Birds.

Meski tidak menyertakan kejeniusan Enstein, aplikasi eksklusif iPad ini diluncurkan Selasa (25/9) dengan janji untuk membuat gambar yang lebih detail dari otaknya lebih dapat diakses oleh para ilmuwan daripada sebelumnya. Para guru, murid dan siapa pun yang penasaran dapat melihatnya.

Sebuah museum kedokteran yang sedang dibangun di Chicago mendapatkan pendanaan untuk memindai dan mendigitalkan hampir 350 gambar (slide) yang dibuat dari potongan otak Einstein setelah kematiannya pada 1955. Aplikasi tersebut akan memungkinkan para peneliti dan pemula untuk seolah-olah melihat otak pemenang Nobel yang eksentrik di bawah mikroskop.

“Saya tidak sabar untuk mengetahui apa yang akan mereka temukan,” ujar Steve Landers, konsultan di Museum Kesehatan dan Kedokteran Nasional Chicago yang merancang aplikasi tersebut.

“Saya kira Einstein sendiri jika masih hidup akan senang.”

Setelah Einstein wafat, seorang ahli patologi bernama Thomas Harvey melakukan otopsi dan mengeluarkan otak ilmuwan legendaris tersebut dengan harapan bahwa para peneliti dapat mengetahui rahasia di balik kejeniusannya.

Harvey memberikan sampel pada para peneliti dan terlibat dalam sebuah studi pada 1999 yang diterbitkan jurnal The Lancet. Studi tersebut memperlihatkan bahwa satu bagian otak Einstein, lobus parietal, lebih lebar 15 persen dari ukuran normal. Lobus parietal berfungsi penting dalam memahami matematika, bahasa dan hubungan ruang.

Aplikasi iPad baru ini memungkinkan para peneliti untuk menggali lebih dalam dengan melihat bagian-bagian otak dimana syarafnya terhubungkan lebih padat dibandingkan dengan ukuran normal, ujar Dr. Phillip Epstein, ilmuwan syarat di Chicago dan konsultan untuk museum tersebut.

Namun karena jaringan otak tersebut diawetkan sebelum adanya teknologi pencitraan modern, mungkin akan sulit bagi para ilmuwan untuk mengetahui secara persis di bagian otak mana gambar (slide) itu berasal. Meski aplikasi baru tersebut mengorganisir gambar itu de dalam daerah otak umum, ia tidak memetakannya secara presisi dalam model anatomis.

“Dulu belum ada alat MRI. Kita tidak punya model tiga dimensi dari otak Einstein, jadi kita tidak tahu dari mana sampel-sampel ini diambil,” ujar peneliti Jacopo Annese dari Observatorium Otak di Universitas California, San Diego. Selain itu, gambar berukuran satu inci kali tiga inci dalam aplikasi tersebut merepresentasikan hanya satu bagian kecil dari seluruh otak, ujar Annese.

Annese telah mengawetkan dan mendigitalkan otak terkenal lainnya, yaitu milik Henry Molaison, yang meninggal pada 2008 setelah hidup selama berdekade-dekade lamanya dengan amnesia tingkat tinggi. Dikenal dengan “H.M.” dalam studi-studi ilmiah, Molaison berpartisipasi selama hidupnya dalam penelitian yang mengungkapkan pengetahuan baru mengenai pembelajaran dan memori.

Laman berisi lebih dari 2.400 gambar dari otak Molaison akan tersedia untuk umum pada Desember, ujar Annese.

“Akan ada Einstein yang lain dan kita akan melakukannya seperti H.M.,” ramal Annese.

Untuk saat ini, menurutnya, sangat menyenangkan karena jaringan otak Einstein telah diawetkan secara digital sebelum semua gambar slide rusak atau hancur. Aplikasi ini akan menimbulkan ketertarikan dalam bidang penelitian otak, karena ini Einstein, ujarnya.

“Ini adalah koleksi yang indah yang telah dibuka untuk publik,” ujar Annese.
Beberapa orang mempertanyakan apakah Einstein akan senang melihat gambar-gambar otaknya dijual pada selain ilmuwan dengan harga $9.99.

“Ada banyak debat mengenai apa niat Einstein sebenarnya,” ujar anggota dewan museum Jim Paglia. “Kami tahu ia tidak ingin ada sirkus seputar jenazahnya. Tapi ia paham nilai dari penelitian dan ilmu pengetahuan untuk meneliti otaknya, dan kami kira kami telah melakukannya dengan penuh hormat.”

Paglia mengatakan aplikasi tersebut dapat "menginspirasi generasi baru ilmuwan syaraf.”

Pendapatan dari penjualan akan masuk ke Museum Kesehatan dan Kedokteran Nasional milik Kementerian Pertahanan AS di Silver Spring, Maryland, dan ke museum satelit Chicago, yang dijadwalkan dibuka pada 2015 dengan pameran interaktif dan koleksi digital museum. (AP/Carla K. Johnson)
XS
SM
MD
LG