Tautan-tautan Akses

Opini Masyarakat Hispanik AS Terpecah soal Trump


Komunitas hispanik atau Latino melakukan unjuk rasa menentang Presiden-terpilih Donald Trump di kota Los Angeles, California (14/11).
Komunitas hispanik atau Latino melakukan unjuk rasa menentang Presiden-terpilih Donald Trump di kota Los Angeles, California (14/11).

Pilpres 2016 yang kontroversial akan menjadi topik percakapan di sekitar meja makan keluarga AS pada hari raya 'Thanksgiving' ini. Banyak muncul perpecahan akibat pilpres AS ini, terutama dalam kelompok-kelompok etnis.

Wartawan VOA Elizabeth Cherneff berbicara dengan pemilik dan karyawan satu usaha kecil milik pengusaha etnis Hispanik (atau Latino) di negara bagian Virginia, dan menemukan perpecahan politik yang tercermin di seluruh Amerika.

Jenny Arias mengelola sekelompok pekerja di perusahaan kontraktor kecil di Virginia yang dia miliki bersama suaminya. Dia mengaku memberikan suaranya untuk Donald Trump karena satu alasan utama.

"Dia seorang pengusaha yang sangat cerdas. Jadi pendekatan yang dia ambil terkait ekonomi membuat saya memilih dia," kata Jenny.

Suami Jenny, Nelson, juga mendukung Trump, dan percaya bahwa kebijakan di bawah pemerintahan Trump akan baik untuk bisnis.

"Alih-alih membayar pajak besar, kami dapat menawarkan tunjangan bagi karyawan, kami bisa membayar asuransi kesehatan mereka, kami dapat membantu, memberikan tabungan untuk dana pensiun," imbuh Nelson.

Karyawan pasangan ini merasa berbeda. Ana Portillo mengatakan dia merasa menjadi sasaran komentar kontroversial Trump tentang minoritas selama kampanye.

"Saya tidak suka cara dia mengidentifikasi orang Hispanik. Saya Hispanik, dan secara pribadi saya sangat tersinggung," ujar Ana.

Rekan kerjanya, Cassandra Aparicio, setuju. Ia menambahkan, "Saya pikir itu sangat salah, tentang usaha mendeportasi semua orang, keluarga, orang Meksiko, bersikap kasar. Berusaha membangun tembok, itu tidak bisa diterima."

Apa yang terjadi di Quality Services ini mencerminkan perpecahan yang jelas: bahwa tidak semua warga Hispanik di AS memilih calon yang sama.

Jens Manuel Krogstad, peneliti dari Pew Research Center mengemukakan, "Secara historis, para pemilih Latino sangat beragam. Misalnya, dalam survei kami, kami menemukan bahwa sekitar 1 dari 4 pemilih Latino mengaku orang Republik atau condong ke Partai itu.

Karyawan Quality Services lainnya, Gaby Rodriguez, kecewa tapi berharap ini menjadi pelajaran bagi semua pemilih Latino pada masa depan.

"Walaupun Anda tidak mendapatkan presiden yang Anda inginkan, aktiflah dalam masyarakat, keluar rumah dan pastikan bahwa Anda ikut protes, Anda memilih, Anda melakukan hal-hal yang akan membantu mempengaruhi komunitas Anda," pesan Goby kepada komunitas hispanik. [as/lt]

XS
SM
MD
LG