Tautan-tautan Akses

Obama Tampil Agresif dalam Debat Kedua


Debat kedua pemilihan presiden AS antara Barack Obama dan Mitt Romney di Universitas Hofstra, New York. (AP/Charlie Neibergall)
Debat kedua pemilihan presiden AS antara Barack Obama dan Mitt Romney di Universitas Hofstra, New York. (AP/Charlie Neibergall)

Dikritik karena penampilannya yang datar pada debat pertama, Presiden Barack Obama tampil lebih agresif dalam debat pemilihan presiden kedua.

Presiden AS Barack Obama dengan agresif menantang kandidat dari Partai Republik Mitt Romney berbicara mengenai isu lapangan pekerjaan, energi dan Libya, dalam debat kedua mereka Selasa malam (16/10), atau Rabu pagi waktu Indonesia.

Obama tampil lebih tajam dan energik dibandingkan debat pertama dua minggu lalu, ketika penampilannya yang datar dikritik secara tajam dan memberi dorongan pada kampanye Romney.

Presiden Obama menyerang balik tuduhan-tuduhan Romney bahwa ia menganggap remeh serangan militan Islam di Libya bulan lalu yang menewaskan empat warga Amerika, termasuk Duta Besar AS Chris Stevens.

"Saya adalah presiden dan saya selalu bertanggung jawab,” ujar Obama dalam debat yang berlangsung di Universitas Hofstra di Hempstead, New York.

Kedua kandidat presiden tersebut berargumen mengenai apakah Gedung Putih telah menyebut serangan di Benghazi sebagai terorisme atau tidak. Obama mengatakan bahwa ia telah menyebut serangan itu aksi teror ketika ia berbicara di Rose Day sehari setelah peristiwa tersebut.

Romney menuduh rivalnya membuat ekonomi stagnan. “Kelas menengah terhantam selama empat tahun terakhir dan lapangna pekerjaan sangat minim,” ujar mantan gubernur Massachusetts tersebut.

“Saya tahu apa yang diperlukan untuk mendorong ekonomi,” ujarnya. “Saya tahu caranya menciptakan lapangan kerja yang baik lagi.”

Romney menyerang rekor presiden selama empat tahun terakhir dengan mengatakan bahwa ia “menggandakan” defisit dan tidak mencapai apa yang ia janjikan.

“Ia mengatakan bahwa sekarang kita akan menghadapi tingkat pengangguran 5,4 persen. Perbedaan antara situasi sekarang dan 5,4 persen adalah 9 juta warga Amerika tanpa pekerjaan. Bukan saya yang mengatakan 5,4 persen. Itu rencana presiden, dan itu tidak tercapai. Ia mengatakan bahwa ia akan mendorong rencana untuk mereformasi Medicare dan Jaminan Sosial karena ia mengatakan bahwa negara ini menuju kebangkrutan. Ia akan mereformasinya. Ia akan menyelesaikannya. Namun ia tidak pernah membuat proposal untuk kedua hal itu,” ujar Romney.

Obama menyerang balik dengan mengatakan bahwa ia mempertahankan semua komitmennya, dan ia bersumpah bahwa hal-hal yang tidak tercapai bukan karena ia “kurang berusaha.”

"Empat tahun lalu saya mengatakan pada warga Amerika bahwa saya akan memotong pajak untuk keluarga kelas menengah dan saya melakukannya. Saya mengatakan bahwa saya akan memotong pajak untuk usaha kecil dan saya melakukannya. Saya akan mengakhiri perang di Irak, dan itu terjadi. Saya mengatakan bahwa saya akan memfokuskan perhatian kembali pada mereka yang menyerang kita pada peristiwa 9-11 dan kita telah menyerang para pemimpin al-Qaida, sesuatu yang belum pernah kita lakukan sebelumnya, dan Osama bin Laden telah tewas," ujar Obama.

Kedua kandidat juga saling menyerang rencana menarik AS dari krisis ekonomi dalam empat tahun mendatang. Obama mengatakan pada Romney rencananya untuk memotong pajak orang kaya akan melukai ekonomi.

Namun Romney mengatakan bahwa rencana pajak tersebut akan menghasilkan pertumbuhan lapangan pekerjaan dan anggaran yang seimbang.

"Saya telah menjadi pengusaha selama 25 tahun dan menyeimbangkan anggaran. Saya mengelola Olimpiade, memimpin negara bagian Massachusetts as a governor, dan menyeimbangkan anggaran,” ujarnya.

Keduanya juga fokus pada imigrasi dan kebijakan energi. Romney mengatakan bahwa ia tidak akan memberikan amnesti pada imigran ilegal. Ia ingin sistem untuk imigrasi legal lebih efisien sehingga calon imigran tidak perlu pengacara, dan ia juga mendesak dikeluarkannya lebih banyak ijin kerja untuk pekerja terampil.

Obama mengatakan bahwa ia telah melakukan segalanya untuk memperbaiki sistem imigrasi bagi mereka yang mencoba datang secara legal. Ia menambahkan bahwa ia tidak ingin mengejar para pelajar dan mahasiswa yang telah tinggal di negara itu selama bertahun-tahun atau orang-orang yang datang ke AS untuk dapat memberi makan keluarganya.

Romney mengatakan bahwa produksi minyak dan gas menurun karena kurangnya ijin yang dikeluarkan oleh pemerintahan Obama. Presiden menyangkal hal tersebut dengan mengatakan bahwa para pemegang ijin tidak menggunakan kesempatan untuk menggali. Ia menuduh Romney berencana membiarkan perusahaan-perusahaan minyak mendikte kebijakan energi AS.

Dalam isu mengenai Tiongkok, Romney lagi-lagi menuduh Obama lemah terhadap Tiongkok dan mengulangi sebutannya untuk Beijing sebagai “manipulator mata uang.”
Obama menyerang Romney dengan mengatakan bahwa ia telah berinvestasi dalam perusahaan-perusahaan yang telah mengalihdayakan pekerjaan ke Tiongkok.

Para penjudi sepertinya melihat Obama berpenampilan baik dalam debat kedua ini, dimana para pemilih lokal asal Nassau County, New York, yang belum memutuskan pilihannya dapat melemparkan pertanyaan dalam format intim seperti debat di balai kota.

Situs taruhan daring memperlihatkan bahwa Obama memiliki kesempatan 64,4 persen untuk memenangkan pemilihan umum setelah debat, dibandingkan 35,5 persen untuk Romney. Sebelum mereka bertemu, Obama memimpin dengan 62,2 persen. (VOA/Reuters)
XS
SM
MD
LG