Tautan-tautan Akses

Obama: Pembicaraan ASEAN Fokus pada Laut Cina Selatan


Hasil KTT AS-ASEAN
mohon tunggu
Embed

No media source currently available

0:00 0:01:46 0:00

Hasil KTT AS-ASEAN

Sengketa teritorial di kawasan itu mendominasi pembicaraan dalam pertemuan puncak bersejarah yang diselenggarakan oleh Presiden Barack Obama di Rancho Mirage, California.

Amerika Serikat dan para pemimpin dari sepuluh negara anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) mengatakan harus ada tindakan untuk meredakan ketegangan di Laut Cina Selatan.

Dengan latar belakang tempat peristirahatan Sunnylands yang tenang dan bersejarah, Presiden Amerika Barack Obama dan para pemimpin ASEAN mengakhiri KTT dua-hari dengan komitmen untuk bekerja sama lebih erat dalam beberapa bidang, termasuk sengketa teritorial di Laut Cina Selatan, di mana Amerika menyalahkan China atas meningkatnya ketegangan.

“Kami membahas perlunya langkah nyata di Laut Cina Selatan untuk meredakan ketegangan, termasuk penghentian reklamasi lebih lanjut, konstruksi baru dan militerisasi wilayah yang disengketakan. Kebebasan navigasi harus ditegakkan, perdagangan yang sah tidak boleh dihambat,” kata Presiden Obama.

Presiden Obama menegaskan AS akan meneruskan praktik kebebasan navigasi di wilayah itu dan akan membantu negara-negara sekutu anggota ASEAN membangun kemampuan maritim.

Kelompok itu merilis seperangkat prinsip yang dikatakan kelak akan memandu ASEAN.

Mereka menyerukan lebih banyak kerjasama dalam bidang perniagaan dan perdagangan, di mana perusahaan-perusahaan Amerika akan mendapat akses pada kewirausahaan dan inovasi yang sedang mencuat di negara-negara ASEAN.

Mereka sepakat dengan perlunya melindungi hak atas kekayaan intelektual, kebebasan arus informasi, dan transparansi. Presiden Obama juga menyatakan dukungan Amerika bagi masyarakat madani, seperti dikatakannya berikut.

“Saya menegaskan bahwa Amerika Serikat akan terus membela negara-negara di seluruh Asia tenggara yang berusaha memajukan supremasi hukum, tata pemerintahan yang baik, pranata yang bertanggung jawab serta hak asasi manusia universal bagi semua orang,” lanjut Presiden Obama.

Kebijakan Presiden Obama untuk menyeimbangkan kembali perhatian ke Asia Pasifik bergantung pada keberhasilan ASEAN sebagai forum utama di mana negara-negara anggotanya dapat mengejar kepentingan secara sah dan damai.

“Jika ASEAN berbicara dengan satu suara yang jelas, maka itu dapat membantu meningkatkan keamanan, kesempatan dan martabat manusia, tidak hanya bagi lebih dari 600 juta orang di seluruh ASEAN, tetapi juga bagi semua orang di seluruh Asia Pasifik dan seluruh dunia,” imbuh Obama.

Presiden Obama berencana mengunjungi kawasan Asia Tenggara dua kali lagi selama setahun terakhir masa jabatannya.

Dia berharap untuk mengirim pesan kepada pemerintahan pada masa-masa mendatang bahwa Amerika harus meneruskan keterlibatan tingkat tinggi di Asia Tenggara guna memastikan keamanan dan kemakmuran di kawasan itu. [uh]

XS
SM
MD
LG