Tautan-tautan Akses

Tanggapi Pemenggalan oleh ISIS, Obama Pastikan Tekad AS untuk Tegakkan Keadilan


Presiden AS Barack Obama dalam konferensi pers di Tallinn, Estonia (3/9). (Reuters/Larry Downing)
Presiden AS Barack Obama dalam konferensi pers di Tallinn, Estonia (3/9). (Reuters/Larry Downing)

Obama mengatakan pembunuh Sotloff tidak akan mencapai tujuannya, karena Amerika dan dunia “merasa muak dengan kebiadaban” yang dilakukan dan tidak terintimidasi.

Presiden AS Barack Obama mengatakan pemenggalan kepala wartawan kedua Amerika, Steven Sotloff, oleh kelompok militan Negara Islam atau ISIS yang videonya dirilis Selasa siang merupakan “aksi kekerasan yang sangat mengerikan”.

Berbicara dalam konferensi pers di Estonia Rabu (3/9), Presiden Obama menambahkan siapa pun yang membunuh Steven Sotloff tidak akan mencapai tujuannya, karena Amerika dan dunia “merasa muak dengan kebiadaban” yang dilakukan dan tidak terintimidasi.

“Tindakan sangat mengerikan yang dilakukan ISIS justru semakin menyatukan Amerika sebagai negara dan memperkuat tekad untuk melawan para teroris itu. Mereka yang mencelakakan warga Amerika akan tahu bahwa kami tidak pernah lupa, dan target kami adalah untuk jangka panjang, dan keadilan akan ditegakkan”, ujar Presiden Obama.

Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Amerika Caitlin Hayden mengatakan badan-badan inteljen Amerika telah menganalisa video yang menunjukkan pemenggalan Steven Sotloff dan memastikan keaslian video itu.

Dalam video tersebut, ekstremis ISIS yang mengenakan pakaian dan penutup wajah hitam, dengan logat Inggris yang kental, mengatakan pemenggalan Steven Sotloff merupakan pembalasan atas serangan udara Amerika terhadap ISIS di Irak.

Video berdurasi 2 menit 46 detik yang diberi judul “Pesan Kedua Untuk Amerika” itu juga memperlihatkan seorang sandera Inggris David Cawthorne Haines. Militan dalam video itu mengancam bahwa Haines akan menjadi korban selanjutnya.

Perdana Menteri Inggris David Cameron Selasa malam menyebut pemenggalan Steven Sotloff “sangat keji dan memuakkan”.

Dalam pidato sebelumnya hari Rabu, Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon mengutuk pemenggalan itu dan "pembunuhan brutal" lainnya warga sipil oleh kelompok militan itu.

XS
SM
MD
LG