Tautan-tautan Akses

Obama-Netanyahu Beda Pandangan soal Jalan Menuju Perdamaian


Presiden Barack Obama dalam pertemuan dengan PM Israel Benjamin Netanyahu di Gedung Putih, Jumat (20/5).
Presiden Barack Obama dalam pertemuan dengan PM Israel Benjamin Netanyahu di Gedung Putih, Jumat (20/5).

Kedua pemimpin bertemu di Gedung Putih setelah Obama mengatakan bahwa perbatasan Israel seharusnya didasarkan pada tapal batas tahun 1967.

Presiden Amerika Barack Obama dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu setelah pertemuan hari Jumat mengatakan bahwa masih ada perbedaan mengenai jalan menuju perdamaian Timur Tengah.

Pertemuan itu terjadi sehari setelah komentar Obama mengenai kemungkinan perbatasan Israel di masa depan memicu ketegangan. Netanyahu mengatakan ia menghargai upaya Obama dan mengatakan "Israel menginginkan perdamaian. Saya ingin damai."

Kedua pemimpin bertemu di Gedung Putih setelah Obama mengatakan hari Kamis dalam pidato kebijakan luar negeri bahwa perbatasan Israel seharusnya didasarkan atas tapal batas yang ada sebelum Perang Enam Hari tahun 1967 - dengan syarat-syarat tertentu.

Berbicara kepada wartawan sesudah pertemuan itu, Netanyahu mengatakan Israel bersedia membuat konsesi tetapi tidak akan kembali ke tapal batas tahun 1967, yang ia sebut "tidak bisa dipertahankan."

Hari Kamis di Departemen Luar Negeri Amerika, Obama mengatakan syarat-syarat itu adalah pertukaran wilayah yang disepakati Palestina sehingga perbatasan yang aman dan diakui kedua pihak bisa ditetapkan bagi kedua negara. Obama tidak menyebutkan tapal batas tahun 1967 dalam pernyataannya kepada wartawan hari Jumat.

Selagi Presiden Obama dan Netanyahu bertemu, Kwartet mediator internasional yang telah berusaha hampir 10 tahun bagi penyelesaian Timur Tengah, dalam pernyataannya mendukung "visi" Obama bagi perdamaian Timur Tengah. Kwartet itu terdiri dari PBB, Uni Eropa, Rusia, dan Amerika.

Palestina, yang telah mengupayakan pendirian negara merdeka, menyambut baik pidato Obama hari Kamis.

Tapi hari Jumat Obama mengatakan Palestina harus "menjawab pertanyaan-pertanyaan sulit" mengenai masuknya faksi Hamas yang militan ke dalam proses perdamaian itu.

Gerakan Fatah Palestina, yang menguasai Tepi Barat, dan Hamas, yang menguasai Jalur Gaza, baru-baru ini menandatangani perjanjian rekonsiliasi kewenangan bersama. Hamas selama ini tidak ikut dalam proses perdamaian Israel-Palestina dan memusuhi Israel.

Seusai pertemuan di Gedung Putih, Netanyahu mengatakan pemimpin Palestina Mahmoud Abbas harus memilih antara persatuan dengan Hamas dan perdamaian dengan negara Yahudi itu.

XS
SM
MD
LG