Tautan-tautan Akses

Norwegia Peringati Setahun Pembantaian Massal


Para perempuan membawa anak-anaknya lari menyelamatkan diri saat polisi bersenjata memburu penembak yang menyerang Pusat Perbelanjaan Westgate di Nairobi, Kenya (21/9). (Reuters/Goran Tomasevic)
Para perempuan membawa anak-anaknya lari menyelamatkan diri saat polisi bersenjata memburu penembak yang menyerang Pusat Perbelanjaan Westgate di Nairobi, Kenya (21/9). (Reuters/Goran Tomasevic)

Norwegia memperingati setahun serangan kembar yang menewaskan 77 orang di negara Skandinavia itu, hari Minggu (22/7).

Sejumlah kegiatan peringatan diselenggarakan di seantero Norwegia, di mana negara Skandinavia itu menggambarkan serangan-serangan tersebut sebagai tragedi terburuk di Norwegia sejak Perang Dunia II, seperti diungkapkan Perdana Menteri Jens Stoltenberg .

Tanggal 22 Juli 2011, Anders Behring Breivik meledakkan bom dekat gedung pemerintah di Oslo, menewaskan delapan orang. Kemudian ia melakukan penembakan di kamp pemuda di Pulau Utoeya, membunuh 69 orang, umumnya remaja.

Anders Behring Breivik, terdakwa pelaku pembantaian di Norwegia hadir dalam sidang di Oslo, Norwegia (Foto: dok).
Anders Behring Breivik, terdakwa pelaku pembantaian di Norwegia hadir dalam sidang di Oslo, Norwegia (Foto: dok).
Breivik, yang berusia 32 tahun ketika melakukan kedua serangan itu, langsung mengaku bertanggungjawab atas pembantaian itu, dengan membenarkan tindakannya tersebut karena mengganggap para korban memfasilitasi Islamisasi Norwegia.

Pengadilan terhadap Breivik berakhir bulan lalu. Diperkirakan, pengadilan akan mengeluarkan putusan pada bulan Agustus mendatang.

Komitmen Norwegia untuk menghadapi fobia terhadap orang asing dengan tenggang rasa diuji pada peringatan satu tahun serangan bom dan senapan oleh seorang warga yang berhaluan ekstrem kanan. Mengalir masuknya orang-orang Gipsi dari Eropa Timur ke Norwegia dihadapi dengan sikap bermusuhan di sana.

Perdana Menteri Norwegia Jens Stoltenberg mengatakan ia merasa terganggu dengan perdebatan belakangan ini mengenai sekumpulan kecil gubuk-gubuk darurat yang didirikan orang-orang Gipsi di Oslo dan kota-kota Norwegia lainnya.

Sentimen anti-Gipsi itu masih lebih baik dibandingkan dengan di berbagai tempat lain di Eropa. Banyak orang Gipsi mengatakan mereka diperlakukan lebih baik di Norwegia daripada di negara asal mereka, di antaranya Romania dan Bulgaria.

Tetapi diskusi itu berlangsung pada saat yang tidak tepat bagi Norwegia karena negara ini sedang bersiap-siap mengenang 77 korban pembantaian massal terburuk pada masa damai dalam acara hari Minggu.

Recommended

XS
SM
MD
LG