Tautan-tautan Akses

Musisi Jazz Herbie Hancock Kunjungi Sekolah Hijau Bendungan Hilir


Herbie Hancok (paling belakang, ketiga dari kanan) saat mengunjungi SD Negeri Percontohan 12, yang terletak di kawasan Benhil, Jakarta Pusat, Kamis (22/12).
Herbie Hancok (paling belakang, ketiga dari kanan) saat mengunjungi SD Negeri Percontohan 12, yang terletak di kawasan Benhil, Jakarta Pusat, Kamis (22/12).

Musisi jazz Amerika Serikat, Herbie Hancock, mengunjungi Sekolah Dasar Negeri Percontohan (SDNP) 12, yang terletak di kawasan Bendungan Hilir, Jakarta Pusat, Kamis (22/12).

Musisi jazz ternama AS, Herbie Hancock datang ke Indonesia sebagai duta kehormatan (Goodwill Ambassador) Badan PBB untuk bidang pendidikan dan kebudayaan - UNESCO. Ia didampingi oleh Direktur UNESCO untuk Indonesia, Hubert Gijzen, dan Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO, Profesor Arif Rahman.

Kedatangan Herbie disambut hangat oleh anak-anak dan guru-guru SDN Percontohan 12 Bendungan Hilir, Jakarta Pusat, dengan tarian tradisional Betawi, drumband, dan paduan suara.

Sekolah dengan kurikulum pendidikan hijau ini membuatnya kagum, karena mengajarkan anak-anak mencintai lingkungan dan alam sejak dini. Musisi kelahiran Chicago, Illinois, 71 tahun lalu itu, menilai kecintaan dan rasa tanggungjawab terhadap lingkungan hidup penting diajarkan sejak dini, karena akan membentuk karakter yang baik ketika anak-anak dewasa.

“Pembangunan sekolah hijau --dalam konteks isu pembangunan nasional yang berkelanjutan ini sejalan dengan visi pendidikan PBB dalam satu dasawarsa ke depan, mulai 2005-2014; yaitu menciptakan generasi dengan perilaku dan gaya hidup yang mendukung pencapaian pembangunan tersebut,” kata Herbie Hancock.

Musisi Jazz AS, Herbie Hancok bertindak sebagai Duta Kehormatan UNESCO.
Musisi Jazz AS, Herbie Hancok bertindak sebagai Duta Kehormatan UNESCO.

Pianis jazz ini menambahkan, kunjungannya ke SDNP 12 ini akan ia sampaikan kepada Presiden Barack Obama. Kepada VOA, Herbie berpendapat konsep kurikulum pendidikan hijau patut menjadi contoh bagi sekolah-sekolah di Amerika dan negara-negara lain.

“Saat masih anak-anak segalanya dapat dipelajari dengan cepat, karena kita juga menyerap dengan begitu cepat. Saya belajar main piano pada usia 7 tahun dan 4 tahun berikutnya sudah mengadakan konser bersama Orkestra Simponi Chicago,” ujar Herbie yang masih aktif melakukan rekaman jazz bersama para artis muda seperti India Arie dan Pink.

SDN Percontohan 12 Bendungan Hilir memasukkan kurikulum hijau sejak 2006. Sekolah ini sudah empat kali meraih penghargaan Adiwiyata dari Presiden Yudhoyono, karena komitmen yang tinggi terhadap pendidikan lingkungan.

Kepala Sekolah Murliati menjelaskan, anak-anak terlibat dalam sebelas kelompok kerja (Pokja); antara lain Pokja Kompos, Kebersihan, Pertanian, dan Kebersihan. Sebelas Pokja ini berlaku selama satu bulan, dan diatur secara bergiliran.

“Kalau ketika anak masuk ‘ kan harus bawa pohon. Di dalam pembelajaran kita ada yang terintegasi dan ada yang monolitik. Kami di Jakarta punya tiga mulok (muatan lokal adalah pendidikan yang wajib bagi SDN di Jakarta, tetapi menjadi ada 3 karena SDN 12 adalah SD Percontohan), jadi ada pendidikan lingkungan hidup, sehingga ada (pengetahuan tentang) air, tanaman, energi,” demikian tutur Murliati.

Ketua Pokja Kantin, Yuli, siswi kelas 6, bercerita tugasnya cukup banyak. Ia harus mengawasi kebersihan jajanan di kantin.

“Kita periksa makanan sehat atau enggak. Pokoknya (jajanan) harus higienis, pedagang-pedagangnya juga ada syarat-syaratnya. Makanan di kantin semua bagus, tidak semuanya ada sayuran, tapi sudah mengandung 4 sehat 5 sempurna,” papar Yuli.

Sementara Rifa Aulia, dari Pokja Kompos, mengatakan pendidikan hijau membuatnya semakin paham pentingnya mengurangi sampah (reduce), memanfaatkannya kembali (reuse), proses daur ulang (recycle), dan menanam pohon.

“Daun-daun kita kumpulin terus kita buat kompos. Nanti Sabtu kita mau latihan membuat kompos lagi, ada gurunya,” demikian penuturan Rifa.

XS
SM
MD
LG