Tautan-tautan Akses

Mobil Ramah Lingkungan Tanpa Sopir Rebut Perhatian di Pameran Mobil Tokyo


Pimpinan dan CEO Nissan Motor Co, Carlos Ghosn, memperkenalkan konsep Nissan IDS kepada media dalam Pameran Mobil "Tokto Motor Show" di Tokyo (28/10).
Pimpinan dan CEO Nissan Motor Co, Carlos Ghosn, memperkenalkan konsep Nissan IDS kepada media dalam Pameran Mobil "Tokto Motor Show" di Tokyo (28/10).

Nissan Motor Company memamerkan konsep mobil yang dilengkapi dengan pemindai laser, kamera yang bisa berputar 360 derajat, serta chip computer dan radar sehingga mobil bisa “berpikir” untuk menyetir secara otonom.

Visi adanya mobil otonom atau “tanpa sopir” yang tidak mengeluarkan polusi sedikit pun, dan bisa menghibur penumpangnya dengan film-film online dan sosial media menjadi perhatian utama pada Pameran Otomotif Tokyo.

Jepang, yang merupakan pusat pabrik mobil terkenal dunia, memiliki generasi lebih muda yang tidak tertarik memiliki atau mengemudi mobil. Selain menjadi upaya merayu mereka agar kembali tertarik pada mobil, pameran otomotif ini juga mendorong rencana ambisius yang didukung pemerintah bahwa Jepang adalah pemimpin teknologi mengemudi secara otomatis.

Para wartawan berkesempatan melihat terlebih dahulu pameran tersebut hari Rabu (28/10) sebelum dibuka untuk umum hari Jumat mendatang (30/10).

Nissan Motor Company memamerkan konsep mobil yang dilengkapi dengan pemindai laser, kamera yang bisa berputar 360 derajat, serta chip computer dan radar sehingga mobil bisa “berpikir” untuk menyetir secara otonom. Pabrik mobil Jepang menyebut teknologi ini sebagai “intelligent driving system” atau “sistem mengemudi cerdas” atau IDS.

Nissan yang berkantor di Yokohama – Jepang mengatakan akan menawarkan beberapa fitur menyetir secara otonom itu selambat-lambatnya pada akhir tahun ini di Jepang. Pada tahun 2018 mobil dengan teknologi canggih itu bisa berganti jalur secara otonom di jalan bebas hambatan. Pada tahun 2020 mobil ini ditargetkan bisa memutuskan arah di perempatan jalan atau jalan di pemukiman penduduk.

Pejabat-pejabat Nissan mengatakan mereka bekerja keras agar mobil buatannya bisa cukup cerdas untuk membedakan antara lampu merah lalu lintas dengan lampu merah di belakang mobil lain, belajar berbelok di perempatan dimana petunjuk jalan yang berwarna putih mungkin tidak terlihat dan mengantisipasi bahasa tubuh pejalan kaki ketika menyebrang jalan.

Tantangan utama mobil-mobil canggih yang bisa mengemudi secara otonom ini adalah meraih kepercayaan sosial untuk misalnya berbagi ruang dengan mobil-mobil biasa yang masih dikemudikan manusia dan tentu saja para pejalan kaki, hewan dan obyek-obyek tidak diharapkan lain.

Oleh karena itu beberapa pabrik mobil dalam pameran itu melengkapi teknologi itu pada kendaraan yang lebih tampak seperti mobil golf atau skuter dibanding mobil, seperti mobil buatan Honda Motor Company yang dikenal sebagai skuter Wander Stand dan Wander Walker.

Beberapa pabrik mobil lain dalam Pameran Otomotif Tokyo itu adalah General Motors, BMW, Mercedes, Toyota dan Tesla yang bekerja keras menciptakan teknologi mengemudi secara otonom, sebagaimana perusahaan-perusahaan di luar industri otomatif seperti Google dan Uber.

Pimpinan Honda yang juga Ketua Asosiasi Pabrik Otomotif Jepang yang menyelenggarakan pameran ini – Fumihiko Ike – mengatakan pemerintah Jepang menekan pabrik-pabrik mobil Jepang supaya memiliki fitur mengemudi secara otonom yang sempurna.

Jepang sangat ingin memamerkan teknologi ini pada Olimpiade Tokyo tahun 2020, misalnya menggunakan mobil otonom untuk menjemput para atlet dari bandara dan membawa mereka ke Desa Olimpiade.

Tetapi Ike mengakui keraguannya. Hal-hal diluar dugaan bisa terjadi di jalan, misalnya adanya paket yang jatuh dari mobil van. Otak manusia menurutnya memiliki kekuatan yang lebih baik dalam menghadapi hal-hal itu dibanding “artificial-intelligence” terbaik sekalipun. [em]

XS
SM
MD
LG