Tautan-tautan Akses

Menkeu: BBM Bersubsidi Wewenang Pemerintahan Baru


Seorang petugas mengisi sebuah kendaraan dengan BBM bersubsidi di sebuah SPBU di Jakarta.
Seorang petugas mengisi sebuah kendaraan dengan BBM bersubsidi di sebuah SPBU di Jakarta.

Setelah paparan RAPBN 2015 oleh Presiden Yudhoyono, para menteri ekonomi berkumpul dan memaparkan RAPBN 2015 sesuai bidang masing-masing, termasuk mengupas mengenai subsidi BBM.

Menteri Keuangan Chatib Basri menjawab pertanyaan berbagai kalangan yang akhir-akhir ini sering ditujukan untuk pemerintahan Presiden Yudhoyono karena tidak juga menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM bersubsidi) meski dinilai sudah sangat mendesak.

Bahkan dalam RAPBN 2015 anggaran subsidi energi meningkat dibanding anggaran negara 2014, yaitu untuk subsidi BBM sebesar Rp.291 triliun naik dibanding subsidi dalam anggaran 2014 sebesar Rp.246 triliun. Selain itu subsidi untuk listrik dalam RAPBN 2015 sebesar Rp.103,8 triliun, naik dibanding subsidi dalam anggaran 2014 sebesar Rp.72,4 triliun.

“ Di dalam RAPBN ini tidak ada penyesuaian harga BBM karena ini sepenuhnya akan menjadi wewenang pemerintahan baru," jelas Menkeu Chatib Basri. "Ini adalah base line yang artinya sesuai dengan kondisi sekarang."

Dengan demikian, menurut Menkeu, pemerintah saat ini memberikan ruang sebesar-besarnya kepada pemerintahan baru untuk melakukan apapun dalam kebijakan fiskal.

Menkeu: BBM Bersubsidi Wewenang Pemerintahan Baru
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:02:31 0:00
Unduh


Pada kesempatan sama, Menko bidang Perekonomian Chairul Tanjung optimistis pertumbuhan ekonomi tahun depan tercapai, jika pemerintahan mendatang berupaya melakukan beberapa terobosan.

"Bila pemerintah yang akan datang mampu menggenjot ekspor lebih besar dari pada apa yang ada sekarang, dan menggenjot investasi dengan memberikan iklim investasi yang baik dan mendukung, tentu pertumbuhan 5,6 bisa dicapai bahkan mungkin bisa lebih,” ujarnya

Namun Menko Chairul Tanjung mengakui perekonomian Indonesia tahun depan sulit tumbuh akibat kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat mengurangi stimulus fiskal. Menurut Menko Chairul Tanjung, sebelumnya Indonesia termasuk negara yang diuntungkan karena Amerika Serikat terus menggenjot stimulus fiskal.

“Yang tadinya uang digelontorkan, sekarang uang ditarik," jelas Menko. "Makanya kita juga mengalami perlambatan ekonomi, begitu juga negara emerging countries yang lain, China, India dan lain sebagainya. "Harga-harga komoditas cenderung menurun, inilah yang mengakibatkan keadaan ekonomi kita ditahun-tahun mendatang tidak akan mudah”

Recommended

XS
SM
MD
LG