Tautan-tautan Akses

6 Menlu Negara Kuat Dunia Kembali ke Jenewa untuk Bahas Nuklir Iran


Menteri luar negeri negara-negara kuat di dunia akan kembali berunding di Jenewa dengan Menlu Iran mengenai program nuklirnya hari Sabtu 23/11 (foto: dok).
Menteri luar negeri negara-negara kuat di dunia akan kembali berunding di Jenewa dengan Menlu Iran mengenai program nuklirnya hari Sabtu 23/11 (foto: dok).

Para Menlu kelompok P5+1 akan bertemu di Jenewa hari Sabtu (23/11) di tengah laporan bahwa kesepakatan mengenai program nuklir Iran mungkin akan tercapai.

Para menteri luar negeri dalam kelompok P5+1 akan bertemu di Jenewa hari Sabtu (23/11) di tengah berbagai laporan bahwa perjanjian dengan Iran mengenai program nuklirnya mungkin akan tercapai.

Menteri Luar Negeri Amerika John Kerry akan bergabung dengan menteri luar negeri Inggris, Prancis, Rusia, China, dan Jerman. Menteri Luar Negeri China Way Yi meninggalkan Beijing Sabtu pagi untuk menghadiri pertemuan itu. Pihak berwenang China mengatakan perjanjian itu telah mencapai “fase akhir.”

Juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Jen Psaki mengatakan Kerry berangkat ke Jenewa hari Jumat (22/11) "dengan tujuan terus membantu mempersempit perbedaan dan bergerak lebih dekat ke kesepakatan."

Iran dan enam negara kuat dunia hari Jumat memasuki hari ketiga perundingan. Diplomat dari kedua pihak melaporkan sejumlah kemajuan setelah pertemuan hari Kamis, tetapi menyatakan masih terdapat perbedaan pendapat substansial. Poin penting yang menjadi masalah tampaknya adalah sejauh mana Iran akan diizinkan memperkaya uranium, kata peserta perundingan. Poin lain adalah seberapa jauh sanksi akan dilonggarkan.

Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif dan Kepala Kebijakan Uni Eropa Katherine Ashton bertemu berulangkali sejak hari Rabu untuk menyelesaikan perbedaan pendapat. Keduanya dilaporkan bertemu sebentar hari Jumat.

Pembicaraan pada hari Jumat, isu utamanya adalah sejauh mana Iran akan diizinkan memperkaya uranium dan seberapa jauh sanksi akan dilonggarkan.

Kantor berita resmi Iran, IRNA, mengutip Deputi Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araqchi di Jenewa menegaskan, Iran berhak memperkaya uranium, proses yang menghasilkan bahan untuk membuat bom dan membangkit listrik bertenaga nuklir.

Teheran membantah pihaknya ingin membuat senjata nuklir. Negara itu menawarkan menghentikan sebagian program nuklirnya, dan menyetujui inspeksi nuklir yang lebih ketat jika Barat melonggarkan sanksi-sanksi yang melumpuhkan ekonomi negara itu. IRNA menyebut pembicaraan hari Jumat itu “rumit dan sulit.”
XS
SM
MD
LG