Tautan-tautan Akses

Masyarakat Kedokteran Bantu Vietnam Hadapi AIDS


Kaum lelaki Vietnam memakai pita merah dalam kampanye meningkatkan kesadaran akan masalah HIV/AIDS. (Photo: Reuters)
Kaum lelaki Vietnam memakai pita merah dalam kampanye meningkatkan kesadaran akan masalah HIV/AIDS. (Photo: Reuters)

Seiring berkurangnya bantuan uang dari donor asing, spesialis kedokteran di Vietnam mengembangkan keahlian untuk merawat ODHA.

Kasus HIV pertama di Vietnam tercatat di Ho Chi Minh City pada awal 1990an. Selama 10 tahun berikutnya yang bisa dilakukan oleh sebagian besar dokter hanyalah menyediakan diagnosa. Namun dengan bantuan organisasi internasional, mendiagnosa penyakit tersebut bukan lagi seperti mengumumkan hukuman mati.

Lewat pelatihan dan sumber daya dari beberapa lembaga global, dokter-dokter di Vietnam mulai menyediakan obat anti-retroviral yang menyelamatkan nyawa pada 2005. Para dokter mengatakan bahwa setelah perawatan, para pasien mulai pulih kesehatannya dan dapat bekerja seperti biasa dan menjalani hidup normal.

Pendekatan Proaktif

Namun sebagai negara berpendapatan menengah, Vietnam tidak lagi dapat mengandalkan bantuan eksternal.

“Semua aktivitas pengobatan di Vietnam mendapatkan bantuan dari proyek-proyek yang didukung pihak asing. Namun setelah beberapa periode, proyek tersebut selesai. Jadi masyarakat Vietnam harus berdiri sendiri,” kata Dr. Nguyen Van Kinh, peneliti HIV/AIDS terkemuka di Vietnam.

Kinh mengatakan bahwa itu adalah salah satu alasan mengapa spesialis kesehatan di negara tersebut mendirikan masyarakat kedokteran HIV/AIDS atau Vietnam Clinical HIV/AIDS Society (VCHAS). Organisasi tersebut dibentuk lewat bantuan dari Pusat Pengendalian Penyakit di AS (U.S. Centers for Disease Control) melalui Harvard Medical School AIDS Initiative, sebagai bagian dari rencana darurat Presiden AS untuk bantuan AIDS (U.S. President’s Emergency Plan for AIDS Relief).

Kinh merupakan presiden dari perkumpulan yang mengadakan pertemuan pertamanya bulan lalu. Kelompok ini disebut-sebut sebagai organisasi kedokteran profesional pertama di Vietnam, dan Kinh memiliki harapan besar di masa yang akan datang.

“VCHAS memiliki tiga fungsi. Pertama, membangun jaringan dan berbagi pengalaman dan perawatan. Kedua, meningkatkan kapasitas dokter dan teknisi yang bekerja untuk perawatan HIV/AIDS,” jelas Kinh. “Dan ketiga, kami mencoba untuk berbagi pengalaman dengan negara-negara lain dan organisasi-organisasi internasional.”

Dalam sejarah Vietnam, epidemi HIV/AIDS terkonsentrasi pada pemakai narkoba jarum suntik, namun penasihat medis mengatakan bahwa konsentrasinya sekarang bergeser pada transmisi seksual. Populasi kunci yang muncul dan memiliki risiko lebih tinggi terinfeksi HIV adalah laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki, dengan tingkat infeksi hampir 17 persen.

Tabu Budaya

Direktur lembaga PBB untuk AIDS UNAIDS Vietnam, Eamonn Murphy, mengatakan bahwa sebagian tantangan dalam menjangkau para lelaki ini adalah tabu budaya.

“Pada banyak daerah di Vietnam, masyarakat berlaku seolah-olah hal ini tidak ada. Tidak ada satu negarapun di dunia ini yang tidak memiliki penduduk laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki. Saya pernah datang ke provinsi-provinsi di mana masyarakatnya berkata, ‘Oh, tidak ada yang seperti itu di sini. Coba pergi ke Ho Chi Minh City," kenangnya.

Murphy mengatakan bahwa diskriminasi atas orang yang hidup dengan HIV/AIDS (ODHA) adalah sesuatu yang umum. Masih ada orang yang pindah rumah karena reaksi para tetangga atas status mereka sebagai ODHA. Anak-anak juga tidak boleh masuk ke sekolah karena orangtuanya merupakan ODHA, meski mereka sendiri bukan.

Stigma juga mempengaruhi profesional di bidang kedokteran yang bekerja dengan ODHA. Dr. Pham Thanh Thuy, spesialis ternama dalam penyakit ini dari Rumah Sakit Bach Mai di Hanoi mengatakan bahwa terkadang ada keengganan dari profesional bidang kesehatan publik untuk merawat pasien ODHA karena kurangnya pengetahuan.

Namun sebagian program yang direncanakan oleh VCHAS adalah pelatihan bagi departemen lain di rumah sakit agar staff kesehatan paham dengan penyakit ini.

“Lewat pelatihan ini, kami ingin orang-orang paham HIV. Hal ini akan membantu mereka mengurangi diskriminasi dan membuat mereka bisa membantu kami merawat pasien ODHA jika mereka membutuhkan penanganan untuk masalah kesehatan lain,” jelas Thuy.

Seiring dengan mulai berkurangnya donor, Vietnam menyadari pentingnya aksi mendesak untuk membayar perawatan dan pencegahan. Pemerintah telah menaikkan dana dari anggaran untuk membayar obat yang diperlukan untuk perawatan. Namun itu saja tidak cukup, menurut Murphy dari UNAIDS.

Prioritas Ulang Sumber Daya

Murphy mengatakan bahwa harus ada penyusunan prioritas ulang sumber daya untuk mengatasi masalah ini, seperti dana yang diambil dari pusat rehabilitasi pengguna narkoba yang kontroversial.

“Pusat-pusat penahanan seperti ini adalah buang-buang uang saja. Hasilnya tidak seperti yang diharapkan, baik dari sisi ketertiban sosial maupun kesehatan masyarakat,” kata Murphy.

Tempat-tempat seperti ini dikecam kalangan internasional setelah laporan dari lembaga HAM Human Rights Watch tahun lalu menuduh mereka mempekerjakan orang-orang di dalamnya secara paksa. Murphy mengatakan bahwa meski jumlah pengguna narkoba di pusat-pusat rehabilitasi itu berkurang sekarang, namun tempat-tempat tersebut masih memakan biaya dan akan lebih baik jika sumber dayanya digunakan untuk kesehatan masyarakat.

Ia menambahkan bahwa pemerintah menyadari ada cara-cara yang lebih efektif untuk mengatasi ketergantungan heroin dan mereka telah menargetkan ada 80.000 orang yang akan terjangkau pelayanan metadon (substitusi heroin) pada 2015, naik dari 10.000 saat ini.

Para pendiri VCHAS berharap lembaga tersebut akan mendorong profesional di bidang kedokteran untuk merasa bangga atas kerja keras mereka di sebuah sector yang tidak popular maupun menghasilkan uang, dan mereka akan mengembangkan riset di negara tersebut.

Dr. Thuy mengatakan Vietnam telah melalui perjalanan panjang dalam mengatasi diskriminasi, namun masih ada yang harus dilakukan. Meski VCHAS masih baru, ia berharap organisasi tersebut akan menolong para dokter merawat para pasien dan menyediakan perawatan tersebut di mana saja dan kapan saja diperlukan.
XS
SM
MD
LG