Tautan-tautan Akses

Mantan Presiden Tunisia akan Diadili In Absentia


Seorang pendukung rejim lama Tunisia memajang spanduk yang bertuliskan "Hentikan Kediktatoran Baru" dalam demonstrasi menentang pemilu-pemilu mendatang.
Seorang pendukung rejim lama Tunisia memajang spanduk yang bertuliskan "Hentikan Kediktatoran Baru" dalam demonstrasi menentang pemilu-pemilu mendatang.

Enam bulan setelah demonstrasi besar-besaran untuk menggulingkan mantan Presiden Zainal Abidin Ben Ali, Tunisia akan menyeretnya ke pengadilan in absentia hari Kamis.

Pemerintah Tunisia mengatakan baik pengadilan sipil maupun militer akan menyidangkan mantan Presiden Tunisia Zainal Abidin Ben Ali, yang dimulai hari Kamis. Tetapi ia tidak akan hadir dalam sidang pembukaan. Pemerintah Arab Saudi tidak menanggapai permintaan ekstradisi ke Tunisia.

Ben Ali menghadapi puluhan tuduhan, termasuk persekongkolan terhadap negara, pembunuhan, dan penyelundupan narkotika. Apabila terbukti bersalah, ia bisa dihukum penjara. Salah seorang pembela Ben Ali mengatakan kepada kantor berita Associated Press bahwa mantan presiden itu tidak bersalah.

Mantan orang kuat Tunisia itu berkuasa 23 tahun sebelum melarikan diri ke Arab Saudi bulan Januari, setelah terjadi pemberontakan rakyat besar-besaran. Sekarang, pendukung-pendukung HAM seperti Mokhtar Trifi, ketua Liga HAM Tunisia, mengeluhkan ketidakhadiran Ben Ali di pengadilan.

Trifi mengatakan sayang sekali Ben Ali tidak hadir di pengadilan untuk menghadapi tuduhan-tuduhan itu, walaupun ia menyambut gembira peradilan terhadap mantan presiden itu. Ia berharap Amerika dan negara-negara asing lain bisa menekan Arab Saudi agar mengekstradisi Ben Ali.

Banyak warga Tunisia yakin Ben Ali dan keluarga besanya menimbun kekayaan secara tidak sah. Dalam krusuhan bulan Januari, demonstran mengobrak abrik dan membakar puluhan bisnis dan vila-vila mewah mereka.

Walaupun situasi tenang sudah kembali pulih di sebagian besar wilayah Tunisia, kerusuhan masih terjadi di beberapa bagian negeri itu. Tentara dan tank terlihat masih berpatroli di ibukota Tunis. Negeri itu sekarang sedang mempersiapkan diri untuk mengadakan pemilihan anggota-anggota parlemen bulan Oktober, yang bertugas menyusun konstitusi baru dan menyiapkan pemilihan badan legislatif dan presiden.

Noureddine Hamila, anggota Partai Demokrasi Tunisia, ingat ketika ia dipukuli dan dilecehkan dalam masa pemerintahan Ben Ali.

Hamila juga mengatakan lebih suka apabila Ben Ali hadir dalam sidang pengadilan itu. Tetapi, ia mengatakan, pengadilan adalah bagian masa lalu, dan Tunisia sekarang harus menyiapkan jalan bagi masa depannya.

XS
SM
MD
LG