Tautan-tautan Akses

LSM: Hentikan Kekerasan Anak


Di foto yang diambil pada tanggal 27 April 2012 di Gulu, Uganda, Betty, 3, melihat ibunya Adye Sunday, 25, tidak terlihat di foto ini, yang diculik ketika ia berusia 13 tahun oleh pemimpin Tentara Perlawanan Tuhan Joseph Kony dan dipaksa menjadi salah satu dari belasan "istrinya". Ia mengatakan ia juga Kony adalah ayah dua anaknya (AP Photo/Ben Curtis)
Di foto yang diambil pada tanggal 27 April 2012 di Gulu, Uganda, Betty, 3, melihat ibunya Adye Sunday, 25, tidak terlihat di foto ini, yang diculik ketika ia berusia 13 tahun oleh pemimpin Tentara Perlawanan Tuhan Joseph Kony dan dipaksa menjadi salah satu dari belasan "istrinya". Ia mengatakan ia juga Kony adalah ayah dua anaknya (AP Photo/Ben Curtis)

Dua kelompok hak-hak manusia mengatakan kekerasan berdampak pada sekitar satu milyar anak setiap tahunnya dan konsekuensinya merugikan ekonomi tujuh trilyun dolar setiap tahunnya. LSM mengatakan kekerasan terhadap perempuan dan anak perempuan memang mendapat lebih banyak perhatian, namun kekerasan terhadap anak laki-laki tidak. Kekerasan terhadap anak laki-laki merupakan penyebab kematian utama remaja pria di banyak negara di dunia.

Kelompok Without Violence dan Together for Girls mengatakan kekerasan terhadap anak adalah tantangan utama dalam pembangunan. Mereka mengatakan "paparan terus-menerus terhadap kekerasan, entah sebagai korban atau saksi, mempunyai dampak merugikan pada otak anak." dampak-dampak ini termasuk stres pasca trauma yang menyebabkan masalah-masalah sosial, emosional dan perilaku.

Lisa Witter adalah direktur eksekutif Without Violence atau seperti penggambaran dirinya, 'ketua optimis' kelompok tersebut.

Ia mengatakan, “Kekerasan terhadap anak adalah masalah yang terjadi di seluruh dunia, di setiap negara, di setiap tingkat pendapatan, dan apakah orang tua mereka berpendidikan atau tidak. Dan kekerasan terhadap anak terjadi di mana-mana. Kami mengerti bahwa ketika berbicara tentang kekerasan, setiap orang punya definisi berbeda tentang kekerasan terhadap anak. Apakah artinya kekerasan mental? Kekerasan fisik? Hukuman fisik? Perang? Semuanya. kami berusaha mengurangi kekerasan dalam bentuk apapun terhadap anak-anak."

Witter mengatakan anak perempuan khususnya sangat rentan terhadap kekerasan seksual dan pernikahan anak, yang juga dianggapnya sebagai bentuk kekerasan.

“Lebih banyak kemungkinan anak perempuan berusia di bawah 18 tahun dinikahkan daripada anak laki-laki. Dan ini adalah tindak kekerasan nyata. Pernikahan ini bukan keinginan mereka sendiri dan mereka seharusnya menjadi anak-anak dan bukan pengantin."

Sementara untuk anak laki-laki, ia mengatakan, "Satu dari lima korban pembunuhan adalah anak-anak dan 70 persen daripada jumlah itu adalah anak laki-laki. Kekerasan seksual, seperti yang saya katakan, adalah masalah besar bagi anak perempuan, tapi 73 juta anak laki-laki berusia di bawah 18 tahun mengalami kekerasan seksual. Jadi walaupun anak perempuan beresiko tinggi mengalami kekerasan, anak laki-laki justru mengalaminya. Dan masalah lain yang menyita perhatian kami adalah tentara anak. Ada sekitar 250.000 tentara anak di dunia dan 90 persen di antaranya adalah anak laki-laki..”

Ia juga mengatakan sekitar 156 juta pria di dunia ini dulunya menikah ketika masih anak-anak.

Witter dan Michele Moloney-Kitts, ketu Together for Girls, menulis opini di mana ia mengatakan, "Kekerasan itu seperti penyakit menular, dan tumbuh di lingkungan yang penuh kekerasan adalah jaminan besar bahwa seorang anak akan menjadi korban atau pelaku kekerasan ketika dewasa."

Mereka mengatakan norma-norma gender menyulitkan anak laki-laki mengakui bahwa mereka adalah korban kekerasan. Pada kenyataannya, rata-rata, pria yang akhirnya mengakui mereka pernah dilecehkan secara seksual 22 tahun setelah kejadian tersebut berlalu. 10 tahun lebih lama daripada perempuan.

Untuk membantu anak laki-laki agar tidak terlalu rentan terhadap kekerasan, LSM merekomendasikan program pengasuhan kepada para pengasuh. Program berbasis sekolah, menurutnya, bisa mengajarkan remaja tentang "praktik kencan yang aman." Program bimbingan terbukti sukses mencegah pembunuhan atau bergabung dengan geng.

Kelompok-kelompok itu ingin masalah ini disertakan dalam tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB baru yang akan diselesaikan pada bulan September. Witter mengatakan hidup semua anak akan lebih baik bila anggota PBB berperan dalam memutuskan siklus kekerasan.

“Saya sangat peduli pada anak laki-laki dan perempuan. Dan saya ingin mengurangi kekerasan terhadap anak perempuan dan saya ingin mengurangi kekerasan terhadap anak laki. Saya ibu dua anak laki-laki yang masing-masing berusia enam dan delapan, dan hal ini sangat pribadi bagi saya. Kita tidak bisa menghentikan siklus kekerasan bila kita tidak fokus pada anak laki-laki dan perempuan. Yang ingin kami lakukan adalah meneruskan melalui proses PBB dan melalui diskusi dengan perusahaan-perusahaan dan komunitas dan melakukan hal-hal yang kita tahu akan berhasil mengurangi kekerasan," ujarnya.

Dalam Konferensi Internasional Ketiga tentang Keuangan dan Pembanungan di Addis Ababa minggu ini, kemitraan global telah diumumkan untuk menghentikan kekerasan terhadap anak.

XS
SM
MD
LG