Tautan-tautan Akses

Lomba Masak untuk Koki-koki Muda


Ann Cooper bersama para murid peserta kompetisi masak.
Ann Cooper bersama para murid peserta kompetisi masak.

Para pelajar SMA di Colorado berlomba masak ala Iron Chef. Selain melombakan kreativitas, acara ini sekaligus mengkampanyekan pola makan sehat.

Mungkin anda sudah paham dengan acara televisi kompetisi memasak yang populer dengan nama Iron Chef. Kompetisi ini menampilkan beberapa koki ternama dunia, yang berlomba-lomba memasak dengan menggunakan berbagai bahan makanan yang terkadang mahal dan juga eksotis. Baru-baru ini di negara bagian Colorado, Amerika, diadakan kompetisi yang mirip dengan kompetisi Iron Chef. Namun kali ini, para kokinya bukanlah koki-koki ternama dan bahan makanan yang digunakan juga tidak mahal.

Di sebuah dapur besar yang berlokasi di Monarch High School di Louisville, Colorado, beberapa tim masak yang terdiri dari siswa-siswi SMA sibuk membuat sup dan juga memotong-motong bahan makanan, seperti daun ketumbar dan juga daun mint. Beberapa dari mereka juga sibuk memeras jeruk lemon.

Para remaja yang tengah belajar memasak ini, sedang mengikuti kompetisi the Boulder Valley School District’s Iron Chef. Resep masakan dari tim yang menang, akan secara resmi menjadi menu untuk makan siang waktu istirahat di kafetaria sekolah, yang selalu melayani lebih dari 10 ribu murid setiap harinya. Di kompetisi ini, tim masak dari Boulder High School mengatakan, "Kami sedang membuat masakan yang terdiri dari daging, bawang bombay, dan sayur kol. Masakan ini sangat mudah untuk dikonsumsi dan rasanya enak."

Selain itu ada juga tim masak dari sekolah Broomfield High yang mengikuti kompetisi ini, "Kami membuat sup Aztec yang terdiri dari keripik jagung dan daging ayam. Anda bisa mencium aroma jeruk limau yang di campur dengan saus tomat dalam sup ini."

Ide dari kompetisi Iron Chef ini sebenarnya datang dari seorang koki yang juga adalah pengarang buku, bernama Ann Cooper, yang sedang berusaha untuk memperbaiki kualitas makanan yang tersedia di kafetaria-kafetaria sekolah. Ann mengatakan bahwa untuk bisa menyediakan makanan yang sehat, enak, dengan harga yang terjangkau adalah sebuah isu keadilan sosial. Ann menambahkan, "Remaja yang lapar dan kurang nutrisi pasti sulit untuk mengikuti pelajaran di dalam kelas. Saya ingin memastikan bahwa setiap anak bisa mendapat makanan yang enak dan bernutrisi supaya bisa menjadi anak yang berprestasi."

Untuk membantu para murid agar bisa berprestasi, program 'National Lunch' memberikan subsidi atau makan siang gratis kepada lebih dari 30 juta murid-murid Amerika, yang tanpa program ini bisa mengalami kesulitan untuk membeli makanan.

Tapi, ternyata subsidi ini tidak bisa menutupi biaya untuk membeli bahan makanan. Karena itu, banyak sekolah yang hanya menyediakan makanan yang lebih murah yang sudah diproses seperti kentang goreng dan juga cemilan yang manis. Walaupun murah, makanan-makanan ini bisa memberikan dampak yang negatif terutama dalam masalah kesehatan.

"Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di Amerika, diantara anak-anak yang lahir pada tahun 2000, satu di antara tiga keturunan Kaukasia (kulit putih) dan satu di antara dua keturunan Afrika Amerika dan juga Hispanik, bisa mengidap penyakit diabetes semasa hidup mereka," ujar Ann.

Biasanya, kemungkinan seseorang mengidap penyakit diabetes menurun kalau banyak makan makanan yang natural, seperti sayuran, daripada makan makanan yang sudah diproses dan juga cemilan manis. Ann yang menjabat sebagai Kepala Nutrisi untuk Boulder Valley Schools berusaha untuk menghilangkan makanan-makanan manis dan juga yang digoreng dari menu makan siang di kafetaria sekolah. Sebagai gantinya, Ann menyediakan berbagai macam sayuran di setiap kafetaria. Kata Ann, "Sayuran tersebut terdiri dari berbagai jenis selada, wortel, paprika, tomat, seledri, kacang garbanzo, keju, ayam, dan juga telur."

Walaupun hal ini memakan biaya yang lebih, yaitu 30 persen dari biaya biasanya, Ann mengatakan, "Untuk menyediakan bahan makanan yang sehat adalah hal yang sangat memungkinkan, jika banyak murid yang berpartisipasi." Jadi, inilah sebenarnya tujuan dari kompetisi Iron Chef ini, di mana para murid berlomba-lomba menciptakan makanan yang sehat dan enak untuk menu makan siang di kafetaria mereka.

Salah satu makanan favorit para murid adalah Sloppy Joe, semacam hamburger dengan isi daging cincang yang dicampur dengan bawang bombay dan juga saus tomat. Kali ini, tim dari Monarch High School, berusaha membuat sloppy Joe yang enak, namun lebih sehat. Mereka mengatakan, "Sloppy Joe yang satu ini sangat sehat karena menggunakan daging yang tidak berlemak dan roti yang terbuat dari gandum. Ditambah lagi dengan campuran salad buah apel dan bengkoang."

Para juri dan murid yang mencicipi mengatakan, "Sloppy Joe mereka sangat sedap, apalagi dengan adanya campuran cabe bubuk yang pedas."

Pemenang dari kompetisi Iron Chef kali ini adalah tim masak dari Monarch High School yang menang dengan resep mereka yaitu Sloppy Joe dan salad buah apel dan bengkoang. Seorang murid dari Monarch High School yakin makanan ini akan tersedia dalam menu makan siang di sekolah mereka. "Paling tidak resep ini bisa menjadi resep yang digemari, terutama bagi mereka yang tidak pernah makan di kafetaria," ujarnya. Jadi, daripada makan siang di luar sekolah, para murid bisa menyantap makanan yang lebih sehat tanpa harus meninggalkan gedung sekolah.

XS
SM
MD
LG