Tautan-tautan Akses

Lembaga Kemanusiaan Cari Warga yang Mengungsi Pasca Perebutan Goma, Kongo Timur


Kelompok pemberontak M23 meyakinkan warga dan penduduk di Goma, Kongo Timur agar tetap tenang karena keberadaan mereka di sana adalah untuk melindungi mereka dan semua urusan harus dapat berjalan seperti biasa (21/11).
Kelompok pemberontak M23 meyakinkan warga dan penduduk di Goma, Kongo Timur agar tetap tenang karena keberadaan mereka di sana adalah untuk melindungi mereka dan semua urusan harus dapat berjalan seperti biasa (21/11).

Lembaga kemanusiaan di Kongo timur berpencar untuk mencari warga sipil yang mengungsi setelah kelompok pemberontak M23 berhasil menguasai Goma.

John Abuya bertanggung-jawab atas kesiapan darurat dan aksi tanggap pada lembaga ActionAid. Ia mengatakan, pemberontak M23 telah berbicara kepada warga sipil di Goma, ibukota provinsi Kivu Utara.

“Menurut tim kami di lapangan, M23 meyakinkan warga dan penduduk agar tetap tenang - bahwa mereka ada di sana untuk melindungi mereka dan semua urusan harus tetap berjalan seperti biasa,” tuturnya..

Abuya mengatakan, masalahnya adalah apakah pemberontak akan tetap berada di Goma atau mencoba memperluas jangkauan mereka ke kota-kota berdekatan, khususnya di provinsi Kivu Selatan.

“Ada spekulasi M23 akan mengepung atau mencoba merebut kota-kota di dekatnya, terutama ibukota provinsi Bukavu,” tuturnya lagi.

Sebagian tentara penjaga perdamaian PBB dilaporkan berada di Bukavu.

ActionAid memiliki program menangani kekerasan terhadap perempuan dan kemiskinan. Ribuan perempuan telah diperkosa oleh banyak kelompok bersenjata yang beroperasi di Kongo timur. Perkosaan telah digunakan sebagai senjata perang untuk meneror dan menundukkan penduduk.

“Sebelum kekerasan terbaru ini, cukup banyak laporan mengenai kekerasan terhadap perempuan, khususnya perkosaan. Jadi, sebagian besar perempuan yang kami bantu, takut bahkan untuk pergi keluar mencari kayu bakar dan air di hutan. Jadi, ada insiden-insiden seperti itu,” kata Abuya.

Beberapa kelompok menuduh pemberontak M23 juga terlibat kekerasan terhadap perempuan.

“Kami mengimbau agar mereka melindungi warga sipil. Kami meminta agar petugas kemanusiaan bisa pergi ke lokasi penduduk yang terkena bencana. Kami mengimbau mereka agar melindungi hak azasi warga sipil di daerah-daerah itu,” ujarnya.

Abuya dari ActionAid mengatakan kelompok-kelompok perempuan di negara-negara tetangga akan bertemu untuk menentukan cara terbaik menunjukkan dukungan kepada perempuan Kongo.

VOA juga menghubungi kepala kantor UNICEF di Goma, Jean Metenier. Melalui sambungan telepon yang buruk ia mengatakan ada kekhawatiran mengenai kondisi sanitasi karena tidak ada air atau aliran listrik. Juga tercatat beberapa penderita kasus kolera di Goma. Ditambahkan, UNICEF membantu sekitar 150 anak yatim di Don Bosco Catholic Center.

Recommended

XS
SM
MD
LG