Tautan-tautan Akses

Kunjungan Obama ke Hiroshima Picu Debat Moral


Burung merpati beterbangan di atas Taman Memorial Perdamaian di Hiroshima dengan Kubah Bom Atom pada latar belakang.
Burung merpati beterbangan di atas Taman Memorial Perdamaian di Hiroshima dengan Kubah Bom Atom pada latar belakang.

Kunjungan Obama memicu debat baru mengenai keputusan untuk menjatuhkan bom tersebut, dan apakah AS harus meminta maaf atau bahkan apakah kunjungannya pantas.

Dalam lawatan yang mungkin akan jadi yang terakhir ke Asia, Barack Obama akan membuat sejarah sebagai presiden AS pertama yang mengunjungi Hiroshima, tempat AS menjatuhkan bom atom pertama dalam masa perang.

Bahkan sebelum Obama menginjakkan kaki ke sana, pengumumannya telah memicu debat baru mengenai keputusan untuk menjatuhkan bom tersebut, dan apakah Amerika Serikat harus meminta maaf atau bahkan apakah kunjungannya pantas.

Momen 71 tahun yang lalu, saat awan berbentuk jamur menyala di langit Hiroshima dan tiga hari kemudian di Nagasaki, itu betul-betul mengubah dunia.

Sekitar 140.000 orang di dua kota itu tewas dalam tahun itu, dan para penyintas serta anak-anak mereka menghadapi penderitaan akibat keracunan radiasi.

Alasan AS mengambil keputusan itu adalah untuk mengakhiri agresi Jepang, yang berpotensi menyelamatkan jauh lebih banyak nyawa daripada yang akan hilang dalam invasi AS. Namun banyak warga Jepang melihatnya dengan kacamata berbeda, mengatakan bahwa laki-laki, perempuan dan anak-anak secara tidak perlu terbakar dan teracuni.

'Aksi Simbolis'

Menteri Luar Negeri AS John Kerry mengunjungi Hiroshima bulan lalu. Ia mengatakan ia sangat tersentuh dan bahwa "setiap manusia" harus mendatangi tempat itu.

Beberapa ahli mengatakan seharusnya itu termasuk presiden AS.

"Saya sangat senang ia memutuskan untuk pergi. Saya kira kunjungan itu merupakan aksi simbolis penting yang diinginkan banyak orang Jepang sejak lama," ujar Chris Appy dari University of Massachusetts.

“Saya kecewa presiden tampaknya tidak ingin minta maaf. Dalam kehidupan prbadi, kita menganggap kemauan bertanggung jawab dan menyatakan akuntabilitas untuk tindakan adalah tanda kedewasaan," ujarnya. "Terutama tindakan-tindakan yang menyebabkan penderitaan para korban yang tidak berdosa."

Namun Brian Harding dari Center for American Progress, mengatakan kepada VOA, "Presiden tidak akan mengeluarkan permintaan maaf dan pemerintah Jepang juga tidak memintanya."

Seorang ibu dan putranya melihat gambar awan jamur bom atom di Museum Memorial Perdamaian di Hiroshima.
Seorang ibu dan putranya melihat gambar awan jamur bom atom di Museum Memorial Perdamaian di Hiroshima.

'Tanggung Jawab Khusus'

Para pejabat Gedung Putih menegaskan bahwa presiden tidak akan minta maaf. Sekretaris Pers Gedung Putih, Josh Earnest mengatakan, "Saya kira presiden menghargai bahwa Presiden (Harry) Truman membuat keputusan itu untuk alasan yang tepat."

Namun Earnest mengatakan Amerika Serikat memang memiliki "tanggung jawab khusus" sebagai satu-satunya negara yang pernah menggunakan bom atom untuk berupaya tanpa lelah mencegah proliferasi nuklir."

Yang lainnya, termasuk banyak warga senior dan veteran perang menentang kunjungan Obama. Senator dari Partai Republik, John McCain, yang merupakan veteran Perang Vietnam dengan banyak tanda jasa dan bersaing dengan Obama untuk jabatan presiden tahun 2008, mengatakan kepada VOA bahwa ia tidak melihat pentingnya kunjungan tersebut.

"Saya tidak memiliki hak untuk mengatakan kepada presiden Amerika Serikat harus pergi ke mana. Tapi apa tujuannya? Dalam beberapa hal, kita menggali kenangan-kenangan buruk," ujarnya.

Tidak jelas apakah Obama akan bertemu penyintas Hiroshima dan Nagasaki. Ia akan didampingi Perdana Menteri Shinzo Abe di Taman Memorial Perdamaian Hiroshima. Mereka akan menaruh karangan bunga, dan Obama akan membuat pernyataan.

Pihak Gedung Putih mengatakan para pemimpin akan menyoroti kengerian perang dan perlunya bekerjasama menuju dunia tanpa senjata nuklir. [hd]

XS
SM
MD
LG