Tautan-tautan Akses

Kunjungan Menlu AS ke China Langkah Penting Babak Baru di Bawah Trump


Menlu AS, Rex Tillerson, tiba di bandara internasional Haneda, Tokyo sebagai perhentian awal dalam kunjungannya ke Asia, Rabu, 15 Maret 2017 (foto: Toru Hanai/Pool Photo via AP)
Menlu AS, Rex Tillerson, tiba di bandara internasional Haneda, Tokyo sebagai perhentian awal dalam kunjungannya ke Asia, Rabu, 15 Maret 2017 (foto: Toru Hanai/Pool Photo via AP)

Isu perdagangan yang sulit menjadi topik utama yang akan dibahas Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson dengan para pemimpin China ketika ia mengunjungi Beijing Sabtu dan Minggu ini.

Lawatan resmi pertama Menlu Tillerson ke Asia, yang diakhiri dengan perhentian di Beijing, dipandang sebagai langkah penting dalam memetakan jalan ke depan bagi dua ekonomi terbesar di dunia tersebut.

Ia akan berbicara dengan para pejabat China mengenai bagaimana kedua negara dapat merencanakan suatu cara untuk mengatasi masalah perdagangan dan isu-isu penting lainnya.

Penjabat Wakil Menteri Luar Negeri AS Susan Thornton berkata:

"Kami ingin mengusahakan diskusi yang konstruktif dengan China yang memungkinkan kita mengetahui masalah-masalah yang ada dan mengatasinya."

Trump berulangkali mengeluhkan praktik-praktik perdagangan China selama kampanye. Ia mengancam akan memberlakukan bea impor yang besar bagi barang-barang buatan China, dan berjanji akan menjuluki negara itu manipulator mata uang.

Namun, sejauh ini, ancaman itu belum direalisasikan. Dan bahkan, sejak pembicaraan melalui telepon bulan lalu antara Trump dan Presiden Xi Jinping, hubungan tampaknya bergerak ke arah yang positif.

Meskipun para pejabat China menyiratkan rasa optimis mengenai hubungan yang lebih baik dan kembali menjanjikan akses yang lebih terbuka bagi perusahaan-perusahaan asing di negara mereka, kekhawatiran akan kemungkinan terjadinya perang dagang dan pertikaian-pertikaian lain tetap eksis di China.

Perdana Menteri China Li Keqiang mengatakan:

"Kami tidak ingin perang dagang terjadi antara kedua negara. Itu tidak akan membuat perdagangan lebih adil. Harapan kami dari sisi China adalah, apapun rintangan yang mengganggu, kami berharap hubungan ini tetap bergerak ke arah yang positif."

Di jalanan Beijing, beberapa warga China mengungkapkan keprihatinan mereka mengenai peta perjalanan hubungan kedua negara, namun juga keyakinan bahwa China dan AS akan menemukan jalan untuk mengatasi pertikaian-pertikaian mereka.

Chen, seorang warga Beijing mengatakan:

"Sepanjang kedua pihak bisa menemukan cara damai untuk mengatasi pertikaian mereka, China dan Amerika bisa melangkah maju."

Lu, seorang warga Beijing lain berpendapat:

"Setiap pihak memiliki agenda politik masing-masing-masing. Namun meski sejumlah orang di Amerika mengatakan akan ada pertikaian, saya kira perang dagang tidak mungkin terjadi."

Yuan, seorang warga Beijing lain, juga tidak kalah optimistis.

"Tentu saja akan ada pertikaian mengenai perdagangan dan keuangan di antara mereka, namun itu wajar."

Para analis mengatakan, memang wajar terjadi perselisihan mengingat ukuran dan kepentingan kedua negara. Namun, mereka juga memperkirakan, memajukan agenda pertama Amerika sebagaimana yang digembar-gemborkan Trump, sementara memelihara hubungan dengan China, menimbulkan ketidakpastian. [ab/lt]

XS
SM
MD
LG