Tautan-tautan Akses

Kota-kota Wisata Jepang Berlomba Buka Kasino


Wakil Presiden produsen anggur bourgogne Laboure-Roi, Thibault Garin (L) bersulang bersama para tamu spa di Hakone, prefektur Kanagawa, Jepang. (Foto: Dok)
Wakil Presiden produsen anggur bourgogne Laboure-Roi, Thibault Garin (L) bersulang bersama para tamu spa di Hakone, prefektur Kanagawa, Jepang. (Foto: Dok)

Dengan populasi yang menua dan terus menciut, Jepang mencoba menarik pendapatan pajak dengan rencana melegalkan kasino.

Dengan rencana para anggota parlemen untuk memasukkan legislasi yang dapat membuka Jepang terhadap judi di kasino, mungkin bertepatan dengan Olimpiade 2020, beberapa kota kecil, lokasi sumber air panas alami dan tujuan wisata berlomba untuk mendapatkan izin membuka kasino.

Jepang adalah adalah salah satu dari pasar permainan yang belum terjamah di dunia dan, dengan populasi yang makmur dan kedekatan jarak dengan China, dapat membangkitkan US$15 miliar per tahun dari kasino, menurut para ahli industri. Hal itu dapat membuat negara tersebut menjadi tujuan berjudi terbesar kedua setelah Macau.

Sejauh ini, Tokyo dan Osaka telah menarik perhatian bisnis ini, namun bahkan kota-kota kecil seperti Sasebo, yang suatu kali menjadi pusat pembangunan kapal si Jepang selatan, serta kota pelabuhan tua Otaru di utara, berharap untuk membuka kasino untuk menarik turis, menggalang pendapatan pajak dan membalikkan penurunan demografi.

“Air panas, makanan Jepang, Gunung Fuji dan geisha – hal-hal tradisional ini tidak cukup,” ujar Kanekiyo Morita, seorang eksekutif perhotelan yang telah mengusulkan pembangunan kasino berbentuk piramida di Atami, kota sumber air panas alami di Jepang tengah.

“Populasi Jepang berkurang dengan cepat dan untuk kota-kota wisata, menarik kunjungan turis asing adalah sangat penting.”

Para anggota parlemen berencana memasukkan RUU untuk melegalisasi kasino pada 6 Desember, ketika sesi parlemen saat ini berakhir, dan memberlakukannya pada 2015. RUU ini kemungkinan besar diloloskan karena Partai Demokratik Liberal yang sedang berkuasa bersahabat dengan dunia usaha dan Perdana Menteri Shinzo Abe juga mendukung langkah tersebut.

Para anggota parlemen telah mengusulkan dua jenis lisensi – satu untuk resor-resor terintegrasi yang dikelola operator global yang juga memiliki fasilitas konvensi dan hiburan selain tempat-tembat berjudi, serta yang lainnya untuk resor judi yang lebih kecil di pedesaan.

Namun mereka juga mengusulkan agar Jepang membatasi jumlah izin, dengan memprioritaskan lokasi-lokasi yang menjanjikan dampak ekonomi terbesar dan dengan kapasitas untuk menarik turis asing.

Rencana ini telah menarik operator-operator internasional seperti Las Vegas Sands Corp, MGM Resorts International, Casino Austria AG dan Grand Casino Luzern dari Swiss, untuk merambah pasar Jepang. (Reuters/Nathan Layne dan Junko Fujita)
XS
SM
MD
LG