Tautan-tautan Akses

Korut Tegaskan Tak Ada Perubahan Kebijakan di Bawah Pemimpin Baru


Kim Jong Un (tengah) dan beberapa pejabat tinggi Korut. Pyongyang menegaskan tidak ada perubahan apapun dengan pergantian kepimpinan di Korea Utara (29/12).
Kim Jong Un (tengah) dan beberapa pejabat tinggi Korut. Pyongyang menegaskan tidak ada perubahan apapun dengan pergantian kepimpinan di Korea Utara (29/12).

Untuk pertama kali, Korea Utara menyebut Kim Jong Un yang baru berusia sekitar 28 tahun sebagai 'Pemimpin Agung'. Pyongyang juga mengirim pesan yang jelas kepada Korea Selatan bahwa segalanya akan berjalan dengan normal di Korea Utara.

Hanya sehari setelah mengakhiri masa berkabung resmi, tanpa membuang waktu, Korea Utara mengumumkan sebaiknya dunia internasional tidak mengharapkan perubahan kebijakan apapun di Korea Utara.

Komisi Pertahanan Nasional Korea Utara mengeluarkan pernyataan. Komisi ini mengingatkan apa yang disebutnya sebagai ”politisi-politisi bodoh dari seluruh dunia” terutama dari Korea Selatan, agar tidak mengharapkan perubahan apapun dari Korea Utara.

Pernyataan itu disiarkan selama 11 menit, Jumat siang, di jaringan televisi Korea Utara. Pernyataan itu sangat keras terhadap Korea Selatan dan pemimpinnya. Presiden Lee Myung-bak disebut sebagai kepala kelompok pengkhianat yang “perbuatan jahatnya” telah mencapai puncaknya dengan tidak mengijinkan warga Korea Selatan memberi penghormatan terakhir kepada Kim Jong Il.

Penyiar yang membacakan pernyataan tersebut, menyebut Presiden Korea Selatan “tidak mendapat petunjuk yang benar” dalam membuat kebijakan terkait Korea Utara. Dia mengatakan Korea Utara akan menjauhi pemerintahan Presiden Lee selamanya.

Dosen Universitas Georgetown, Balbina Hwang yang seorang mantan penasehat Deplu Amerika urusan Korea, mengakui itu adalah ucapan yang keras, bahkan bagi standar Korea Utara. Ia mengatakan, "Bahasa yang dipakai, nada yang penuh kemarahan terutama mengenai Korea Selatan dan Presiden Lee Myung-bak, agak tidak biasa.”

Hwang mengatakan dia menangkap itu sebagai tanda kurangnya kepercayaan diri Komisi Pertahanan Nasional Korut yang sangat berkuasa itu. “Tidak ada institusi yang percaya akan kekuatan sendiri merasa perlu mengeluarkan kata-kata yang keras dengan cara yang keras pula," ujarnya.

Meskipun Presiden Lee telah mengambil sikap yang lebih keras terhadap Korea utara bila dibandingkan dengan dua pendahulunya, dalam beberapa bulan ini, ia telah memberi sinyal pendekatan yang lebih fleksibel terhadap Korea Utara.

Apakah sikap itu masih tetap sama, dengan dimulainya era Kim Jong Un di Korea Utara, akan terungkap di Seoul hari Senin.

Ketika Presiden Lee menyampaikan pidato Tahun Barunya. Para pejabat di Istana Kepresidenan “Istana Biru” mengatakan pada VOA, pidato itu sebagian besar akan ia tujukan bagi hubungan kedua Korea di masa datang.

XS
SM
MD
LG