Korea Utara mengatakan telah menguji coba bom hidrogen tanggal 6 Januari, meskipun banyak pemerintah asing dan pengamat yang meragukan klaim tersebut.
Sambil menghindari konfrontasi militer langsung yang bisa dengan mudah meningkat menjadi perang terbuka, baik Korea Utara dan Korea Selatan memulai kembali perang psikologis dan manuver taktis untuk menunjukkan kesiagaan dan kekuatan militer masing-masing.
Beberapa hari setelah uji coba itu, Korea Selatan mulai menyiarkan siaran-siaran anti-Pyongyang dan lagu-lagu pop Korea Selatan (K-Pop) dengan pengeras suara di sekitar perbatasan yang dijaga ketat oleh militer.
Korea Utara merespon dengan memulai kembali siaran radio di perbatasannya dan menerbangkan balon-balon yang berisi selebaran anti-Korea Selatan melintasi perbatasan, kata para pejabat Korea Selatan.
Kementerian Pertahanan Korea Selatan mengatakan selebaran-selebaran Korea Utara itu disebarkan lewat udara hampir setiap hari dan telah mencapai Seoul, yang terletak sekitar 60 kilometer dari perbatasan.
Korea Selatan meyakini siaran-siaran propagandanya membantu menjatuhkan mental tentara Korea Utara yang ditugaskan di garis depan dan penduduk di dekat perbatasan. Namun banyak yang menganggap selebaran-selebaran Korea Utara itu tidak akan berdampak pada masyarakat Korea Selatan yang lebih berada.
Bulan Agustus 2015, setelah kedua Korea mencapai kesepakatan untuk menghentikan provokasi ala Perang Dingin, Korea Selatan mencegah para aktivis menggunakan teknik balon itu. Perjanjian itu, yang disepakati untuk mencegah agar sebuah insiden ranjau darat memburuk menjadi konflik yang lebih luas, juga menyatukan kedua Korea untuk mengadakan reuni bagi keluarga-keluarga yang sejak lama terpisah karena pecahnya Korea setelah Perang Dunia II.
Korea Selatan, AS dan negara-negara lain mendesak kuat agar Korut dihukum karena melakukan uji coba nuklir keempat.
Kedua negara Korea memiliki perbatasan yang paling dijaga ketat di dunia sejak perang pada awal 1950an berakhir dengan gencatan senjata, bukan perjanjian perdamaian. Sekitar 28.500 tentara AS masih berada di Korea Selatan untuk mencegah Korea Utara mengambil tindakan militer. [vm/ii]