Tautan-tautan Akses

Kongres AS Diminta Dukung Perpanjangan Perjanjian Nuklir dengan China


Reaktor nuklir dan fasilitas terkait sebagai bagian dari Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Taishan di Guangdong. (Foto: Dok)
Reaktor nuklir dan fasilitas terkait sebagai bagian dari Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Taishan di Guangdong. (Foto: Dok)

Persetujuan baru akan mengizinkan China, pasar tenaga nuklir terbesar di dunia, membeli lebih banyak reaktor yang dirancang Amerika dan teknologi nuklir lain.

Para pejabat keamanan nuklir Amerika mengatakan kepada Kongres hari Selasa (12/5) bahwa pembaruan persetujuan kerjasama nuklir dengan China adalah jalan terbaik bagi AS untuk mempengaruhi dan meningkatkan prestasi China dalam larangan penyebaran nuklir.

“Tanpa pemberlakuan persetujuan pengganti ini, kita akan kehilangan mekanisme yang sangat penting untuk mempengaruhi aksi larangan penyebaran nuklir China,” kata pensiunan Letnan Jenderal Angkatan Udara Frank Klotz, Wakil Menteri urusan Keamanan Nuklir Departemen Energi.

“Kita akan kehilangan kemungkinan manfaat ekonominya, dan kita akan kehilangan pemahaman yang kita miliki mengenai program nuklir China, termasuk penelitian dan pengembangan nuklirnya,” katanya dalam kesaksiannya di hadapan Komisi Hubungan Luar Negeri Senat.

Presiden AS Barack Obama meminta kepada Kongres agar mengesahkan usul perpanjangan perjanjian selama 30 tahun tersebut, dengan mengatakan itu akan menyediakan “kerangka menyeluruh untuk kerjasama nuklir damai dengan China yang didasarkan pada keterikatan bersama pada larangan penyebaran nuklir."

Juga memberi kesaksian dalam sidang itu hari Selasa adalah Asisten Menteri Luar Negeri urusan Larangan Penyebaran Nuklir dan Keamanan Internasional, Thomas Countryman.

Persetujuan baru akan mengizinkan China, pasar tenaga nuklir terbesar di dunia, membeli lebih banyak reaktor yang dirancang Amerika dan teknologi nuklir lain untuk mengolah kembali plutonium dari bahan bakar yang sudah terpakai.

XS
SM
MD
LG