Tautan-tautan Akses

Ribuan Demonstran Tuntut Langkah Nyata dari Konferensi Iklim PBB di Durban


Para aktivis, kelompok-kelompok HAM, dan warga berbagai negara berdemonstrasi di depan tempat konferensi perubahan iklim PBB di Durban, Afrika Selatan, Sabtu (3/12).
Para aktivis, kelompok-kelompok HAM, dan warga berbagai negara berdemonstrasi di depan tempat konferensi perubahan iklim PBB di Durban, Afrika Selatan, Sabtu (3/12).

Para aktivis, kelompok-kelompok HAM, dan warga dari seluruh dunia berdemonstrasi di Durban hari Sabtu mendesak para perunding pemerintah pada konferensi perubahan iklim PBB memenuhi tuntutan mereka dengan sungguh-sungguh.

Dalam demonstrasi damai, ribuan orang berjalan kaki menuju pusat konferensi di pusat kota Durban di mana delegasi dari hampir 200 negara memperdebatkan upaya untuk mengatasi perubahan iklim.

Massa yang beragam itu, mewakili kelompok-kelompok dari seluruh Afrika, Amerika, dan Amerika Latin, bergabung menyatakan kekecewaan mereka sejauh ini atas perundingan PBB itu.

Sanele dan Shepherd, dua siswa SMA dari luar kota Durban mengatakan “Apa yang kami tuntut adalah agar konferensi negara-negara ke-17 (COP-17) dihentikan. Harus diakhiri. Kenapa? Karena perubahan iklim sudah dibicarakan sejak lama, sudah 17 tahun. Sekarang harus ada pemecahannya."

Konferensi ke-17 COP adalah pertemuan tahunan negara-negara di dunia dan pihak-pihak yang berkepentingan yang diadakan untuk mencapai perjanjian skala besar untuk mengatasi perubahan iklim.

Tetapi, bagi para demonstran di Durban Konferensi itu dijuluki nama lain, yaitu: “Konferensi Pembuat Polusi.”

Aktivis lingkungan dari Nigeria Nnimmo Bassey berpidato di muka masa di depan pintu masuk pusat pertemuan di Durban itu.

Ia mengatakan, “Kami tidak mau Afrika menjadi terlalu panas, kami warga Afrika menuntut para pemimpin kami agar mendengarkan kami.”

Bassey juga menuntut agar para perunding menyetujui perjanjian baru yang mengikat secara hukum untuk mengurangi emisi karbondioksida, yang mengakibatkan pemanasan global.

Negara-negara pada pertemuan COP-17 sedang membahas periode perpanjangan atas Protokol Kyoto, yang sekarang masih berlaku untuk mengurangi emisi karbon.

Sementara Uni Eropa sangat mendukung kebijakan itu, negara-negara lain yang merupakan penandatangan Protokol Kyoto, termasuk Kanada, Rusia, dan Jepang tidak tertarik. Amerika mengatakan tidak bersedia menerima perjanjian apa pun yang mengikat secara hukum.

Para demonstran menyerahkan surat kepada Ketua COP-17 dari Afrika Selatan, Maite Nkoana-Mashabane dan Sekretaris Eksekutif PBB untuk konferensi itu, Christina Figueres.

Perundingan akan berlanjut pada akhir pekan mengenai beberapa isu utama, termasuk perpanjangan Protokol Kyoto dan pembentukan Green Climate Fund untuk membantu negara-negara berkembang.

Harapan akan tercapainya kesepakatan mengenai perubahan iklim rendah, sementara imbauan agar bertindak semakin keras.

XS
SM
MD
LG