Tautan-tautan Akses

Kepala Badan HAM PBB Serukan Investigasi Independen soal Kekerasan di Yaman


Kepala Badan HAM PBB, Zeid Ra'ad Al Hussein (Foto: dok).
Kepala Badan HAM PBB, Zeid Ra'ad Al Hussein (Foto: dok).

Kepala Badan HAM PBB, Kamis (25/8) menyerukan dilakukannya penyelidikan internasional yang independen mengenai pelanggaran di Yaman, yang mencakup serangan-serangan militer terhadap daerah permukiman dan fasilitas-fasilitas medis.

Dalam pernyataannya, kepala Badan HAM PBB Zeid Ra'ad Al Hussein mengatakan rakyat Yaman “mengalami penderitaan yang tak tertahankan selama bertahun-tahun” karena konflik bersenjata.

Ia melanjutkan, “Rakyat Yaman terus menderita, tanpa ada penuntutan hukum dan keadilan, sementara mereka yang bertanggungjawab atas pelanggaran dan kekerasan terhadap mereka menikmati kekebalan dari tuntutan hukum. Situasi tidak adil yang berkelanjutan itu tidak boleh lagi ditoleransi oleh masyarakat internasional.”

Sementara, Kepala Kantor Komisaris Tinggi PBB urusan Timur Tengah dan Afrika Utara, Mohammad Ali Alnsour, mengatakan kepada VOA semua pihak dalam konflik itu terlibat dalam pelanggaran dan pelecehan serius.

"Ada serangan terhadap obyek-obyek sipil yang dilindungi hukum internasional seperti pasar, upacara perkawinan, rumah sakit, fasilitas-fasilitas yang mendapat perlindungan khusus dan perlindungan hukum berdasarkan hukum kemanusiaan internasional,” ungkapnya.

Suatu laporan dari Dewan HAM PBB yang dilansir hari Kamis merinci sejumlah tuduhan pelanggaran HAM yang terjadi di Yaman selama 18 bulan terakhir, yang menewaskan ribuan orang dan membuat jutaan orang tidak memiliki makanan yang layak.

Laporan itu menunjukkan contoh-contoh serangan militer terhadap pasar dan fasilitas medis, serangan penembak jitu terhadap warga sipil dan penggunaan bom rumpun yang kemungkinan merupakan pelanggaran atas hukum internasional.

Antara Maret 2015 dan Agustus 2016, sekitar 3.800 warga sipil tewas dan 6.700 lainnya luka-luka akibat konflik bersenjata di Yaman. Sedikitnya 7,6 juta orang kekurangan gizi di Yaman, dan tiga juta lainnya terpaksa meninggalkan rumah mereka akibat kekerasan di sana.

PBB menyatakan serangan-serangan udara oleh koalisi yang dipimpin Saudi untuk mendukung Presiden Yaman Abd Rabbuh Mansur Hadi diduga sebagai penyebab setengah kematian warga sipil di sana.

Serangan roket dan mortar serta ranjau darat yang digunakan pemberontak yang mendukung mantan presiden Ali Abdullah Saleh diduga sebagai penyebab kematian seperempat korban warga sipil. Serangan-serangan oleh kelompok ISIS, al-Qaida dan kekuatan lainnya diduga merupakan penyebab kematian selebihnya.

Presiden Yaman Hadi memerintahkan penyelidikan terhadap pelanggaran HAM pada tahun 2015, tetapi penyelidikan itu gagal karena tim penyelidik tidak dapat beroperasi di berbagai tempat di negara itu. [uh/vm]

XS
SM
MD
LG