Organisasi HAM tersebut menyatakan, orang-orang yang selamat mengemukakan tidak ada militan atau peralatan militer di sekolah tersebut.
Hari Sabtu (13/9), Perdana Menteri Irak Haider al-Abadi memerintahkan pasukannya agar berhenti menggempur daerah-daerah yang dikuasai militan untuk mencegah jatuhnya korban tak berdosa, sementara militer Irak berjuang keras untuk merebut kembali wilayah yang diambil alih kelompok Negara Islam. Al-Abadi menuduh militan menggunakan warga sipil sebagai perisai manusia untuk menghentikan gerak maju pasukan keamanan Irak.