Tautan-tautan Akses

Kegiatan Ramadan Umat Islam di AS, Mulai dari Pengajian Hingga Jualan Kue Lebaran


Serba Serbi Ramadan Muslim Indonesia di San Francisco Bay Area
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:02:58 0:00

Serba Serbi Ramadan Muslim Indonesia di San Francisco Bay Area

Rina Gozali, warga Indonesia yang sudah menetap di San Francisco sejak tahun 2006 ini adalah salah satu penjual kue-kue lebaran yang cukup dikenal. Ia mulai membuat kue-kue lebaran berlabel “Source of Happiness” sejak tahun 2008.

“Awalnya iseng, jadi sama sekali gak kepikiran tadinya mau jualan. Waktu itu iseng bikin, terus ada teman datang ke rumah, dan bertanya, apakah kue ini dijual,” kata Rina.

Sejak itulah order mulai berdatangan hingga saat ini, kue-kuenya juga dibeli oleh warga Indonesia di kota-kota lain di Amerika.

Kue kering seperti putri salju, kastangel dan nastar dijual oleh Rina seharga 12 dolar, sekitar 160 ribu rupiah untuk toples ukuran 6 ons.

“Kalau lagi Ramadan, saya bisa menjual sampai 200 toples,” katanya.

Biasanya Rina menjual kue-kuenya di acara-acara pengajian, terutama di bulan Ramadan yang memang banyak dihadiri oleh komunitas Muslim Indonesia di San Francisco Bay Area.

Salah seorang warga Indonesia yang juga seorang Muslim, Julda Asmara mengaku senang bila ada yang menjual kue di acara pengajian, karena itulah kesempatan mereka untuk mendapatkan kue yang tidak mudah ditemukan di Amerika.

Buka puasa bersama seperti ini rutin dilakukan setiap Sabtu dan Minggu dan terkadang diselenggarakan di Wisma Indonesia, tempat kediaman resmi Konsulat Jenderal RI di San Francisco.

Imam Komunitas Muslim Indonesia San Francisco Bay Area, Adi Sumandi mengatakan bulan Ramadan di AS justru bisa dijalankan dengan lebih khusyuk.

“Walaupun harinya lebih panjang dan tidak ada orang yang adzan seperti yang kita alami di Indonesia tapi orang malah merasa justru beribadah di sini dalam bulan Ramadan terasa lebih hikmat,” katanya.

Menurutnya umat Muslim di Amerika mungkin mempunyai niat lebih kuat. “Selain itu, tidak ada yang mengganggu, tidak ada kericuhan-kericuhan. Untuk beribadah sebenarnya di sini tempat yang lebih baik, kalau kita bisa menggunakan kesempatannya," tambahnya.

Selain berkumpul untuk mendengarkan ceramah, sholat tarawih dan tentunya berbuka puasa dengan makanan khas tanah air, komunitas Muslim Indonesia juga aktif membuka diri.

Tosa Surahmad, ketua pengajian San Francisco Bay Area mengatakan, “Kita juga kerjasama dengan masjid-masjid di wilayah San Francisco Bay Area dan komunitas-komunitas Muslim dari negara lain juga.”

Ia menambahkan, mereka sering mensponsori acara buka puasa bersama dan mengundang warga lokal. Anggota pengajian biasanya membawa makanan Indonesia ke dan terkadang mengantarkannya ke masjid-masjid agar warga lokal bisa menikmati hidangan Indonesia.

Walau suasana Ramadan di Amerika cukup berbeda, namun semangat beribadah tetap melekat di hati para diaspora Indonesia ini.

XS
SM
MD
LG