Tautan-tautan Akses

Kebutuhan Anak Perlu Diperhatikan dalam Upaya Kurangi Resiko Bencana


Anak-anak adalah bagian dari kelompok yang paling menderita ketika bencana terjadi dan harus kehilangan tempat tinggal.
Anak-anak adalah bagian dari kelompok yang paling menderita ketika bencana terjadi dan harus kehilangan tempat tinggal.

Badan PBB, UNICEF, mengadakan program untuk meningkatkan kesadaran akan kebutuhan anak-anak dalam upaya pengurangan resiko bencana.

Lebih dari 600 anak dari 21 negara Afrika, Asia dan Amerika latin dimintai pendapatnya oleh organisasi advokasi anak dalam membangun Piagam Anak Untuk Pengurangan Resiko Bencana yang akan dipresentasikan kepada mereka yang hadir di konferensi itu

Tujuan piagam itu untuk meningkatkan kesadaran untuk menempatkan kebutuhan anak pada upaya pengurangan resiko bencana, karena anak-anak adalah bagian dari kelompok yang paling menderita ketika bencana terjadi.

Angka yang suram, di mana PBB melaporkan separuh dari jumlah korban bencana atau yang tewas karena bencana adalah anak-anak. Lembaga itu memperkirakan 175 juta anak akan mengalami dampak bencana yang terkait iklim setiap tahun. Dan jumlah ini mungkin akan bertambah seiring meningkatnya kejadian dan parahnya dampak bencana alam.

Duta UNICEF, Agnes Chang berada di Tokyo ketika gempa bumi dan tsunami menyerang pantai timur laut Jepang pada 11 Maret lalu.

Dia mengatakan di tiga propinsi yang terkena dampak terparah-Fukushima, Miyagi dan Iwate-378 anak tewas dan 191 hilang. Dia mengatakan kebanyakan anak selamat karena ketika tsunami terjadi mereka ada di sekolah.

Chang mengatakan, “Tetapi bagaimana mungkin anak-anak ini selamat. Bagaimana caranya tetap selamat? Saya pikir ada dua alasan. Pertama karena struktur bangunan sekolah yang aman. Dan alasan kedua karena kesiapsiagaan sekolah-sekolah tersebut. Sekolah-sekolah itu sangat siap. Buku petunjuk dibagikan kepada guru mengenai kesiapsiagaan, latihan teratur diwajibkan. Latihan terkait bencana dilakukan di sekolah secara berkala di seluruh Jepang.”

Sedikit sekali anak-anak yang tewas di Jepang karena kesiapsiagaan yang berjalan baik. Bandingkan dengan gempa di Szechuan, Tiongkok yang menewaskan lebih dari 9.000 anak. Kematian ini disebabkan bangunan sekolah yang bermutu rendah di wilayah tersebut.

Butir utama dari piagam tersebut termasuk pentingnya membangun sekolah yang aman; melindungi anak-anak sebelum, ketika dan setelah bencana terjadi, memberi anak informasi yang mereka perlukan, membangun infrastruktur yang aman dan menjamin upaya pengurangan resiko bencana melibatkan kelompok yang paling rentan.

XS
SM
MD
LG