Tautan-tautan Akses

Jokowi Kunjungi Perguruan Taman Siswa Yogyakarta


Jokowi dalam kunjungan di perguruan Taman Siswa, Yogyakarta, Sabtu 3 Mei 2014, dielu-elukan oleh para siswa, guru dan sejumlah orangtua siswa (VOA/Munarsih)
Jokowi dalam kunjungan di perguruan Taman Siswa, Yogyakarta, Sabtu 3 Mei 2014, dielu-elukan oleh para siswa, guru dan sejumlah orangtua siswa (VOA/Munarsih)

Menurut wakil sekjen DPP PDIP Hasto Kristianto, kunjungan Djokowi ke pusat perguruan Taman Siswa di Yogyakarta, Sabtu (3/5), masih dalam rangka menghormati Hari Pendidikan Nasional yang jatuh pada tanggal 2 Mei.

Calon presiden Partai Demokrasi Indonesia-Perjuangan (PDIP), Joko Widodo, mengunjungi pusat perguruan Taman Siswa di Yogyakarta, Sabtu (3/5). Setibanya di halaman pendopo Taman SIswa Yogyakarta, calon presiden PDIP Djoko Widodo yang lebih popuper dengan nama Djokowi, disambut hangat oleh ratusan murid Taman Siswa khususnya dari tingkat Kanak-kanak dan Sekolah Dasar.

Djokowi dan rombongan kemudian mengunjungi museum Kirti Griya yang dulunya merupakan rumah kediaman pendiri perguruan Taman Siswa yang juga Bapak Pendidikan Nasional, Ki Hajar Dewantara.

Kunjungan Djokowi ke Taman Siswa tersebut menurut wakil sekjen DPP PDIP Hasto Kristianto, masih dalam rangka menghormati Hari Pendidikan Nasional yang jatuh pada tanggal 2 Mei.

“Kalau pendidikan sekarang lebih diterjemahkan sebagai ujian nasional, maka pak Djokowi datang untuk kembali menemukan roh dari pendidikan nasional kita. Disinilah tempat Ki Hajar Dewantoro dan pak Djokowi betul-betul memperhatikan bahwa pendidikan kita ke depan adalah pendidikan yang kembali kepada jati diri kita sebagai bangsa, pendidikan budi pekerti, pendidikan yang membuat manusia punya daya guna bagi masa depan dan bangsanya Indonesia,” kata Hasto Kristianto.

Dalam kunjungannya di museum Kirti Griya, Djokowi didampingi dan diberi penjelasan tentang kiprah almarhum ki Hajar Dewantoro dari Ki Supriyoko. Kepada Djokowi, Ki Supriyoko menjelaskan bahwasanya ketika Ki Hajar sakit sempat dijenguk oleh presiden pertama Indonesia Bung Karno.

Pada waktu itu Ki Hajar berpesan kepada Bung Karno agar menjaga Pancasila sebagai jiwa bangsa Indonesia. Menurut Djokowi, yang paling penting dalam pembelajaran siswa adalah pendidikan budi pekerti dan kejujuran.

“Pendidikan itu yang paling penting, anak-anak kita adalah budi pekerti. Itulah yang sekarang banyak kita lupakan. Kita hanya mengejar nilai-nilai matematika, biologi, fisika, IPA, IPS, Bahasa Inggris, dan melupakan hal-hal yang berkaitan dengan isi kita sebagai manusia yaitu budi pekerti, mental, masalah moralitas. Yang basic sekali adalah hal mengenai pendidikan kejujuran,” kata Jokowi.

Sementara itu, Ki Suharto, Ketua Harian Majelis Luhur Persatuan Taman Siswa berharap, jika Djokowi menjadi presiden, maka sistem pendidikan nasional di Indonesia dibenahi agar siswa didik menjadi lebih patriotik dan cinta tanah air.

“Harapan kami pendidikan di Indonesia lebih dibenahi kearah cinta tanah air. Sekarang ini anak bangsa rata-rata tidak kenal tanah air, tidak kenal para pahlawannya. Itu yang kami harapkan,” kata Ketua Harian Majelis Luhur Persatuan Taman Siswa, Ki Suharto.

Saat kunjungan Djokowi, para siswa majelis luhur Taman Siswa berebut untuk berjabat tangan dan mendapat tanda-tangan. Wening, siswa kelas 5 Taman Muda setingkat Sekolah Dasar tampak sangat gembira mendapatkan tanda-tangan Djokowi pada secarik kertas sobekan buku tulis miliknya. Wening ingin membagi tanda-tangan tersebut dengan ayahnya yang juga penggemar Djokowi.

Dalam kunjungannya di Yogyakarta Djokowi juga melakukan pertemuan dengan mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Buya Syafi’I Maarif. Djokowi dan rombongan melanjutkan kunjungan ke Jawa Timur antara lain ke Jombang

Recommended

XS
SM
MD
LG