Tautan-tautan Akses

Jerman: Perbaikan Hubungan dengan Turki Butuh Waktu Lama


Mantan ketua komunitas Turki di Jerman, Kenan Kolat, kiri, membagikan brosur referendum kepada seorang pria yang memegang brosur pro-referendum setelah sholat Jumat di masjid Sehitlik di Berlin, Jerman, Jumat, 17 Maret 2017. Turki akan mengadakan referendum nasional pada 16 April untuk melebarkan kekuasaan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. (AP Photo/Michael Sohn)
Mantan ketua komunitas Turki di Jerman, Kenan Kolat, kiri, membagikan brosur referendum kepada seorang pria yang memegang brosur pro-referendum setelah sholat Jumat di masjid Sehitlik di Berlin, Jerman, Jumat, 17 Maret 2017. Turki akan mengadakan referendum nasional pada 16 April untuk melebarkan kekuasaan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. (AP Photo/Michael Sohn)

Seorang pejabat tinggi Jerman mengatakan kecaman-kecaman Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dalam konfrontasi dengan negara-negara Eropa menjelang referendum negaranya tanggal 16 April sudah mulai menyebabkan kerusakan yang akan memakan waktu bertahun-tahun untuk memulihkannya.

Erdogan menuduh Jerman, dan Kanselir Angela Merkel, “melakukan praktek Nazi” setelah beberapa pihak berwenang daerah menghambat kehadiran menteri-menteri Turki yang hendak berkampanye di Jerman untuk memperbesar kekuasaan presiden Turki.

Ia juga telah melontarkan tuduhan serupa terhadap Negeri Belanda. Kedua negara mempunyai warga minoritas Turki yang besar.

Menteri Keuangan Jerman Wolfgang Schaeuble mengatakan kepada suratkabar Welt am Sonntag bahwa "ucapan-ucapan Erdogan itu membuat saya kaget."

Ia dikutip hari Minggu mengatakan Erdogan "dengan sengaja menghancurkan dalam waktu singkat" kemajuan yang dicapai bertahun-tahun mengenai integrasi atau keanggotaan Turki dalam Uni Eropa.

Schaeuble menambahkan bahwa "pemulihan hubungan yang rusak itu akan memakan waktu bertahun-tahun." [gp]

Recommended

XS
SM
MD
LG