Tautan-tautan Akses

Jeritan Gunung Berapi Dapat Perbaiki Prediksi


Kubah lava aktif Gunung Berapi Redoubt di Alaska pada Mei 2009. (Foto: Dok)
Kubah lava aktif Gunung Berapi Redoubt di Alaska pada Mei 2009. (Foto: Dok)

Gunung berapi mengeluarkan getaran harmonik sebelum meletus, yang dapat memberikan prediksi kapan ia akan mengeluarkan letusan besar.

Sebuah penelitian baru menunjukkan bahwa gunung berapi seringkali mengeluarkan suara-suara ganjil yang oleh para ilmuwan disebut "jeritan" sesaat sebelum ia meletus, sebuah penemuan yang dapat memberikan prediksi lebih baik mengenai kapan gunung berapi akan mengeluarkan letusan besar.

Jeritan tersebut adalah getaran-getaran yang harmonik, dan para peneliti di University of Washington, Amerika Serikat, yakin mereka disebabkan oleh magma yang dipaksa melewati saluran sempit pada tekanan yang lebih besar dan lebih besar ke dalam jantung gunung berapi.

Magma menempel pada permukaan batuan saluran tersebut sampai ada tekanan cukup untuk bergerak kembali. Setiap gerakan menyebabkan gempa kecil, antara 0,5 sampai 1,5 Skala Richter, dan ketika tekanan meningkat, frekuensi gempa meningkat sampai "bergabung menjadi getara harmonik secara terus menerus."

Para peneliti melakukan observasi selama letusan Gunung Berapi Redoubt di Alaska pada Maret 2009, ketika getaran harmonik yang frekuensinya terus meningkat dan kemudian berhenti mendadak sesaat sebelum enam letusan, lima diantaranya terjadi berturut-turut.

"Karena waktu berkurang di antara setiap gempa, tidak ada cukup waktu untuk membangun cukup tekanan untuk gempa yang lebih besar," ujar Alicia Hotovec-Ellis, mahasiswi program doktoral mengenai Bumi dan ilmu antariksa di University of Washington.

"Setelah frekuensinya melesat, ia kemudian berhenti sejenak sebelum meletus."

"Suara-suara" awal dimulai pada intensitas suara 1 hertz dan bergerak sampai 30 hertz sesaat sebelum berhenti. Manusia dapat mendengar suara mulai dari sekitar 20 hertz.

Getaran-getaran yang meningkat segera sebelum ledakan gunung berapi juga telah didokumentasikan di Gunung Berapi Arenal di Kosta Rika dan gunung berapi Soufrière Hills di Pulau Montserrat di Karibia.

"Gunung Berapi Redoubt unik karena jauh lebih jelas dalam memperlihatkan bahwa itulah yang terjadi," ujar Hotovec-Ellis. “Saya kira langkah selanjutnya adalah memhami mengapa tekanan-tekanannya begitu tinggi."
XS
SM
MD
LG