Tautan-tautan Akses

Jepang Akan Naikkan Pajak untuk Biayai Rekonstruksi Akibat Gempa


Jepang akan menaikkan pajak untuk membiayai rekosntruksi wilayah yang dilanda bencana Maret lalu (foto: dok).
Jepang akan menaikkan pajak untuk membiayai rekosntruksi wilayah yang dilanda bencana Maret lalu (foto: dok).

Jepang sedang mempersiapkan kenaikan pajak darurat untuk membiayai rekonstruksi bagian negara yang dilanda bencana.

Setelah tertunda cukup lama di tengah peredebatan politik, badan Majelis Rendah Parlemen Jepang yang berpengaruh hari Kamis mengesahkan rancangan undang-undang yang akan memberi pemerintah kewenangan untuk menaikkan pajak. Hasilnya akan digunakan untuk membantu anggaran negara membiayai rekonstruksi kawasan yang dilanda bencana delapan bulan lalu ketika gempa berkekuatan 9.0 mengguncang wilayah pantai timur laut.

Rancangan undang-undang pendanaan pembangunan kembali diperkirakan akan diterima oleh Majelis Tinggi, yang dikuasai kelompok oposisi, minggu depan. Rancangan itu akan memasukkan kenaikkan pajak pendapatan pribadi selama jangka waktu 25 tahun mulai 2013.

Parlemen minggu lalu menyetujui anggaran tambahan ketiga untuk tahun fiskal 2013, berjumlah 157 milyar dolar, untuk membantu upaya rekonstruksi. Gempa dan tsunami 11 Maret itu juga mengakibatkan rusaknya tiga reaktor pada pusat pembangkit nuklir Fukushima-1. Kebocoran radiasi memaksa dilakukannya evakuasi warga dari sejumlah kota dan desa, serta menghancurkan industri dan pertanian di prefektur Fukushima.

Anggaran belanja tambahan dan kenaikan pajak itu akan dilakukan ketika Jepang berupaya keluar dari kemandekan ekonomi yang telah berlangsung lama.

Pemerintah, dalam perkiraan ekonomi bulanan yang dikeluarkan hari Kamis, berpegang pada perkiraan yang berhati-hati mengenai pertumbuhan yang lamban sambil mencatat bahwa belanja korporasi tidak meningkat.

Juru bicara kantor Perdana Menteri, Noriyuki Shikata, mengingatkan ada sejumlah faktor yang bisa menjadi kendala bagi pemulihan ekonomi Jepang. “Seperti terganggunya pasokan tenaga listerik, akibat-akibat kecelakaan nuklir, pelambanan permintaan dari luar negeri atau fluktuasi nilai tukar yang tidak bisa diperkirakan serta situasi keuangan di zona Euro dan bencana banjir di Thailand,” komentar Noriyuki.

Ekonomi Jepang, dalam kuartal ketiga, pulih dari resesi yang diakibatkan bencana 11 Maret. Tetapi para ekonom melihat pertumbuhan Jepang melamban lagi dalam kuartal sekarang ini karena mata uang Yen yang kuat dan goyahnya perekonomian global.

Jepang yang ekonominya ketiga terbesar setelah Amerika dan Tiongkok memiliki hutang 10 trilyun dolar.

XS
SM
MD
LG