Tautan-tautan Akses

Jelang Sumpah Jabatan, Kesehatan Presiden Venezuela Dipertanyakan


A Palestinian protester uses a toy gun during clashes with Israeli troops over the controversial Israeli barrier in Kfar Aqab near the West Bank city of Ramallah.
A Palestinian protester uses a toy gun during clashes with Israeli troops over the controversial Israeli barrier in Kfar Aqab near the West Bank city of Ramallah.

Hugo Chavez menang dalam pemilihan Presiden Venezuela bulan Oktober lalu, tapi sejak kemenangannya dalam pilpres itu ia telah beberapa kali menjalani pengobatan kanker di Kuba.

Warga dan para pemimpin politik Venezuela menyongsong pekan yang penuh tanda tanya selagi negara itu, dan dunia, menunggu apakah Presiden Hugo Chavez yang sakit akan mengambil sumpah jabatan tanggal 10 Januari mendatang.

Hari Kamis (10/1) mendatang adalah hari yang ditetapkan oleh konstitusi Venezuela untuk melaksanakan sumpah jabatan itu. Presiden Chavez memenangkan masa jabatan kedua bulan Oktober lalu, tetapi ia telah berada di Kuba untuk pengobatan kanker dan tidak muncul di depan umum selama hampir sebulan.

Kabar paling baru mengenai kondisi Chavez disampaikan hari Kamis lalu oleh Menteri Penerangan Venezuela Ernesto Villegas, yang mengatakan Presiden Chavez mengalami beberapa komplikasi.

Ernesto menjelaskan, "Setelah pembedahan yang sensitif pada tanggal 11 Desember, Presiden Chavez telah mengalami beberapa komplikasi akibat infeksi paru-paru yang parah. Infeksi ini menyebabkan ia sulit bernafas. Pemerintah Venezuela menegaskan kembali kepercayaan pada tim medis yang merawat Presiden Chavez. Pemerintah Venezuela tetap mengikuti perkembangan Chavez.”

Para dokter telah mengobati Chavez karena kanker pinggul, tetapi jenis kanker dan kondisi sesungguhnya belum diketahui.

Sebagian pemimpin oposisi Venezuela berpendapat jika Chavez tidak dapat mengambil sumpah jabatan tanggal 10 Januari, maka itu berarti ia mengundurkan diri dan pemilihan baru harus diadakan.

Sekutu-sekutu Chavez, termasuk Ketua MPR Diosdado Cabello yang terpilih kembali, mengatakan hal itu bukan masalah.

"Saya dapat katakan kepada Anda, tanggal 10 Januari tidak berarti apapun jika Presiden Chavez tidak hadir untuk pelantikan. Presiden Chavez terpilih pada tanggal 7 Oktober untuk masa jabatan dari tahun 2013 hingga 2019," ujar Cabello.

Wakil Presiden Nicolas Maduro mengatakan jika Chavez tidak dapat menghadiri pelantikannya hari Kamis di hadapan Majelis Nasional, ia bisa dilantik kemudian oleh Mahkamah Agung.

Hari Sabtu, ketika berbicara kepada para pendukung, ia menyalahkan terjadinya ketidakpastian itu pada propaganda oposisi.

"Kita perlu terus melawan kebohongan. Jika kebohongan disampaikan lewat Twitter, maka marilah kita hadapi lewat Twitter. Jika kebohongan disampaikan melalui Facebook, maka marilah kita menangkisnya lewat Facebook. Jika kebohongan itu berada di jalan, maka marilah kita membantahnya di jalan," kata Maduro.

Sebagian pakar hukum mengatakan konstitusi memungkinkan Mahkamah Agung melantik presiden tanpa menyebutkan tanggal tertentu. Saat ini, yang pasti adalah sekutu-sekutu Chavez memegang mayoritas di Majelis dan semua posisi kepemimpinan.

Recommended

XS
SM
MD
LG