Tautan-tautan Akses

Israel Rebut Lebih Banyak Wilayah di Tepi Barat


Warga Israel berjalan di tempat permukiman Yahudi yang dikenal sebagai "Gevaot", di blok permukiman Etzion, dekat Bethlehem (31/8).
Warga Israel berjalan di tempat permukiman Yahudi yang dikenal sebagai "Gevaot", di blok permukiman Etzion, dekat Bethlehem (31/8).

Pencaplokan wilayah itu memicu teguran langsung dari Palestina, yang menyerukan tindakan diplomatik terhadap Israel karena melakukan berbagai kejahatan terhadap rakyat Palestina dan wilayah yang mereka duduki.

Israel mengatakan telah merampas 400 hektar wilayah Palestina di Tepi Barat, yang bisa jadi merupakan perampasan wilayah terbesar yang dilakukan negara Yahudi itu dalam puluhan tahun.

Militer Israel mengumumkan tanah itu kini “milik negara” berdasarkan perintah para pemimpin politik Israel/, sebagai tanggapan atas pembunuhan tiga remaja Israel Juni lalu yang diculik di pinggir jalan dekat Bethlehem, yang terletak di selatan Tepi Barat.

Israel telah mengumumkan nama tiga warga Palestina dari Hebron sebagai tersangka pembunuhan yang memicu perang selama 50 hari dengan militan Hamas yang menguasai Jalur Gaza.

Pertempuran itu dihentikan pekan lalu lewat gencatan senjata tanpa batas waktu, tetapi pencaplokan wilayah itu memicu teguran langsung dari ketua tim perunding Palestina Saeb Erekat.

Erekat menyerukan tindakan diplomatik terhadap Israel, yang menurutnya “melakukan berbagai kejahatan terhadap rakyat Palestina dan wilayah yang mereka duduki."

Israel bisa menciptakan sebuah kota baru di wilayah itu/ yang disebut “Gevaot”, sebuah permukiman baru yang sekarang hanya ditinggali oleh 10 keluarga.

Juru bicara kelompok anti-permukiman “Peace Now”, Yariv Oppenheimer mengatakan, perluasan pemukiman itu akan mengganggu kemungkinan perundingan damai lebih lanjut antara Israel dan Palestina.

Oppenheimer mengatakan pengumuman perluasan pemukiman baru oleh pemerintah Israel ini akan mencederai peluang negosiasi damai lebih lanjut antara Israel dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas.

"Deklarasi perluasan permukiman oleh pemerintah Israel ini sangat signifikan. Kita tidak pernah mendengar pencaplokan tanah sebesar ini dalam 10 atau 20 tahun terakhir. Ini adalah tikaman terhadap Abbas dan tokoh moderat dari Otorita Palestina. Bukannya memperkuat Otorita Palestina melawan Hamas, Israel justru menunjukkan sisi yang lebih keras dengan mengambil langkah sepihak untuk memperluas permukiman dan menghancurkan kesempatan perundingan ulang dengan Otorita Palestina," ujarnya.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sangat mendukung perluasan pemukiman Israel di Tepi Barat, wilayah yang dicaplok Israel dalam Perang Enam Hari pada 1967. Israel kerap memicu kecaman atas perluasan pemukiman tersebut, yang oleh sebagian besar negara dinilai melanggar hukum internasional.

Ada sekitar 550 ribu warga Israel yang tinggal bersama 2,4 juta warga Palestina di Tepi Barat dan Jerusalem Timur yang diduduki.

XS
SM
MD
LG