Tautan-tautan Akses

Israel Perkirakan Jumlah Pemilih Terbesar dalam Sejarah


Seorang pemilih memasukkan kertas suaranya ke dalam kotak di sebuah TPS di Bnei Brak, dekat Tel Aviv, Selasa (17/3).
Seorang pemilih memasukkan kertas suaranya ke dalam kotak di sebuah TPS di Bnei Brak, dekat Tel Aviv, Selasa (17/3).

Rakyat Israel hari Selasa (17/3) memberikan suara untuk memilih parlemen baru. Minat pemilih pada pemilu kali ini sangat besar seiring ketatnya pertarungan antara Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dari Partai Likud dan aliansi kiri-tengah yang dipimpin kelompok oposisi Partai Buruh.

Warga Israel mendatangi TPS-TPS lebih pagi dan dalam jumlah besar, sehingga pejabat-pejabat pemilu memperkirakan jumlah pemilih bisa mencapai jumlah terbesar dalam sejarah.

Di kawasan yang dihuni para pekerja di Katamonim, Jerusalem, Ester Dabul yang berusia 74 tahun, datang ke TPS dengan menggunakan kursi roda.

Dabul mengatakan setiap orang seharusnya datang dan memberikan suara. ujarnya, “demi rakyat Israel supaya menjadi lebih kuat, kita harus bersatu, saling membantu, satu hati, satu jiwa”.

Pekerja kantor Sari Levi, seorang ibu dua anak yang sudah bercerai , mengatakan isu-isu sosial ekonomi merupakan prioritas utamanya.

Levi mengatakan ia ingin agar pemerintah merawat warga yang lemah, warga lanjut usia, warga yang tidak bisa memiliki rumah dan pasangan-pasangan muda. Ditambahkannya, demi masa depan anak-anaknya ia juga ingin pemerintah baru memulai kembali perundingan perdamaian yang macet dengan Palestina.

Calon-calon anggota DPR dari 25 partai berkeliling untuk berkampanye di seluruh Israel pada hari-hari terakhir kampanye. Beberapa jajak pendapat menunjukkan Partai Likud pimpinan Netanyahu tertinggal beberapa kursi dari aliansi kiri-tengah Partai Buruh pimpinan Yitzak Herzog.

Netanyahu yang sedang berupaya mempertahankan kekuasaannya untuk masa jabatan keempat, menggarisbawahi pencapaiannya sebagai pemimpin kuat yang mampu melindungi keamanan Israel. Herzog mengatakan Netanyahu telah gagal mewujudkan janjinya untuk menurunkan biaya hidup dan memperkecil kesenjangan antara warga kaya dan miskin.

Minat pemilih pada pemilu kali ini juga meningkat dengan ikutnya empat partai kelompok Arab yang bergabung membentuk United List atau “Daftar Bersatu”. Menurut beberapa jajak pendapat, United List bisa meraih suara terbesar ketiga dalam parlemen.

Di kota Beit Safafa, yang umumnya didominasi warga Arab, Wafa Awad, seorang guru berusia 30 tahun, mengatakan ini adalah hari khusus bagi dirinya.

Wafa Awad mengatakan untuk pertama kalinya ia memberi suara karena ia merasa akan ada sesuatu yang baru, khususnya sejak partai-partai Arab bergabung. Ia menambahkan harapannya agar warga Israel keturunan Arab bisa memperoleh hasil positif dari pemilu kali ini.

Pengacara Osama Sa’adi mengatakan kelompok United List akan menjadi kekuatan positif bagi warga Israel keturunan Arab yang jumlahnya mencapai 20% penduduk Israel, tetapi tidak cukup terwakili dalam pemerintahan dan kepegawaian.

“Ini perbedaan yang sangat besar dan kami ingin menggunakan kekuatan ini untuk mengubah peta Israel dan mencapai perdamaian, demokrasi, hak-hak penuh dan kesetaraan bagi warga kami," kata Osama Sa'adi.

Tidak ada satu partai pun yang diperkirakan bisa memenangkan mayoritas 61 kursi yang dibutuhkan untuk membentuk pemerintah mendatang. Karena itu upaya merebut dukungan dari partai-partai yang lebih kecil kini sudah dimulai. Beberapa analis mengatakan partai-partai tengah atau partai-partai agama bisa menjadi faktor penting untuk menentukan siapa yang akan menjadi pemimpin Israel yang baru.

XS
SM
MD
LG