Tautan-tautan Akses

Israel Kurangi Ketegangan di Tempat Suci Yerusalem


Polisi Israel memeriksa dokumen dua perempuan Palestina yang akan memasuki komplek kota tua Yerusalem, Kamis (8/10).
Polisi Israel memeriksa dokumen dua perempuan Palestina yang akan memasuki komplek kota tua Yerusalem, Kamis (8/10).

Israel ingin mengurangi perselisihan di Yerusalem di tempat yang dianggap suci oleh umat Muslim dan Yahudi.

Perdana Menteri Benjamin Netanyahu melarang menteri-menteri kabinet Israel dan anggota Parlemen mengunjungi kompleks Masjid Al-Aqsa di kota tua Yerusalem, yang oleh orang Yahudi disebut Temple Mount. Israel ingin mengurangi ketegangan setelah sejumlah kerusuhan di tempat suci itu, memicu penikaman dan penembakan yang dilakukan warga Palestina minggu lalu.

Masjid Al-Aqsa dan Dome of The Rock dengan kubah kuning keemasan adalah tempat suci ketiga bagi umat Islam. Bagi orang Yahudi tempat itu adalah lokasi dua kuil kuno dan tempat yang dianggap paling suci.

Konsesi Netanyahu membuat marah sebagian anggota kabinetnya termasuk Uri Ariel, yang mendukung perluasan kehadiran Yahudi di Temple Mount. Ia mengatakan, "Ini adalah sebuah kesalahan, katanya dengan menambahkan Israel telah menyerah pada teror Palestina."

Anggota-anggota parlemen Israel keturunan Arab juga marah, karena mereka termasuk yang dilarang mengunjungi masjid itu.

Anggota parlemen Ahmad Tibi mengatakan kepada Radio Israel bahwa warga Muslim, seperti dia sendiri, berhak untuk sembahyang di Al-Aqsa tapi orang Yahudi tidak berhak. Ia menyebut para pengunjung Yahudi sebagai “penyusup”.

Tibi dan anggota parlemen Arab lainnya bertekad untuk menghadiri sholat Jumat di lokasi yang dipersengketakan itu, yang bisa meningkatkan ketegangan lebih jauh di Yerusalem. [my/ii]

XS
SM
MD
LG