Tautan-tautan Akses

Iran dan Perwakilan PBB Adakan Pembicaraan Nuklir Tahap Kedua


A small group of protesters against the new security law are beaten with wooden clubs and arrested by riot police after shouting against the new law, outside the Parliament building in Nairobi, Kenya.
A small group of protesters against the new security law are beaten with wooden clubs and arrested by riot police after shouting against the new law, outside the Parliament building in Nairobi, Kenya.

Para juru runding Iran hari Kamis (7/11) akan bertemu perwakilan PBB untuk memulai tahap kedua pembicaraan mengenai program nuklir Iran di Jenewa, Swiss.

Para juru runding Iran hari Kamis (7/11) akan bertemu dengan perwakilan PBB untuk memulai tahap kedua pembicaraan mengenai program nuklir Iran sejak Presiden Hassan Rouhani mulai memimpin negara itu bulan Juli.

Putaran pertama pembicaraan tiga minggu lalu dipuji kedua pihak karena menghadirkan atmosfir baru dan sebuah proposal baru Iran yang mungkin bermanfaat. Tujuh negara dan Uni Eropa mengirim utusan ke pembicaraan itu, tetapi tidak satupun mau merinci proposal tersebut. Para juru runding menyebut hal itu sebagai tanda keseriusan pembicaraan.

Berdasarkan sedikit informasi yang diketahui, Iran ingin menyepakati sasaran akhir pembicaraan itu dan serangkaian langkah yang dirancang untuk membangun rasa saling percaya dan meringankan sanksi-sanksi ekonomi yang telah melumpuhkan ekonomi Iran.

Delegasi PBB – terdiri dari kelima anggota tetap Dewan Keamanan dan Jerman, dan dipimpin Uni Eropa – ingin jaminan bahwa program nuklir Iran tidak akan menghasilkan bom nuklir.

Kalangan analis yakin Iran sudah hampir melakukan itu. Amerika dan Israel mengancam melakukan aksi militer guna menghentikan tahap-tahap terakhir pembuatan bom nuklir itu.

Beberapa pertanyaan utama; diantaranya apakah Iran akan memberi cukup transparansi dan mau menerima cukup pembatasan atas program nuklirnya untuk memuaskan tim PBB itu, dan seberapa cepat komunitas internasional akan meringankan sanksi-sanksi untuk memuaskan kalangan garis keras di Iran.

Banyak analis skeptis. Tetapi dalam wawancara dengan VOA, ketua juru runding Amerika dan Wakil Menteri Luar Negeri Amerika, Wendy Sherman mengatakan ia melihat “pendekatan yang amat berbeda” dalam putaran lalu.

“Kami mulai saling memahami, melihat kebutuhan masing-masing dan aspirasi rakyat di masing-masing negara. Saya pikir itu sangat berharga,” kata Sherman.

Sherman mengatakan ada isu-isu lainnya di mana Amerika dan Iran dapat bekerjasama, tetapi hanya setelah sengketa nuklir itu dibereskan. Para analis mengatakan termasuk isu-isu itu adalah perang saudara di Suriah.

Dalam pembicaraan minggu ini, para juru runding akan mengkaji hasil pertemuan teknis minggu lalu guna mengklarifikasi beberapa aspek proposal Iran. Topiknya sangat teknis, termasuk level pengayaan nuklir dan pengakhiran sanksi-sanksi ekonomi yang rumit.
XS
SM
MD
LG