Tautan-tautan Akses

Intel AS: Presiden Rusia Berusaha Rongrong Pemilu AS


Tampilan laporan badan-badan intelijen AS mengenai upaya Rusia merongrong pemilu di negara itu (6/1). (AP/Jon Elswick)
Tampilan laporan badan-badan intelijen AS mengenai upaya Rusia merongrong pemilu di negara itu (6/1). (AP/Jon Elswick)

Dalam laporannya, CIA dan FBI menyatakan mereka mempunyai keyakinan tinggi pada kesimpulan mereka.

Presiden Rusia Vladimir Putin hendak merongrong pemilihan presiden Amerika Serikat tahun 2016 dan mencemarkan nama mantan menteri luar negeri AS Hillary Clinton dalam usaha mempengaruhi pemilu, yang akhirnya membantu peluang presiden terpilih Donald Trump, menurut laporan yang tadinya rahasia dari masyarakat interlijens Amerika.

“Sasaran Rusia adalah untuk merongrong keyakinan umum pada proses demokrasi Amerika, mencemarkan Clinton, dan merusak peluangnya untuk terpilih,” menurut laporan yang dirilis Jumat malam (6/1).

Dikeluarkannya laporan itu oleh ketiga badan intelijen tertinggi Amerika dilakukan hanya beberapa jam setelah para pimpinan intelijen memberi keterangan rahasia kepada Trump di New York. Presiden Barack Obama yang akan segera habis masa jabatannya, yang memerintahkan laporan itu, diberi keterangan mengenai informasi itu hari Kamis.

Dalam laporan itu, CIA dan FBI menyatakan mereka mempunyai keyakinan tinggi pada kesimpulan mereka. Badan intelijen ketiga, Badan Keamanan Nasional, walaupun sependapat, mengatakan badan ini hanya mempunyai keyakinan yang rendah pada temuan itu.

Jumat malam, Trump menulis di Twitter, menyalahkan Partai Demokrat atas peretasan terhadap partai itu.

“Kelalaian yang keterlaluandi kantor pusat partai Demokrat memungkinan peretasan dapat terjadi,” Trump bercuit. “Kantor pusat partai Republik mempunyai pertahanan yang kuat.”

Trump melanjutkan kecamannya dalam dua tulisan di Twitter Sabtu pagi, dengan mengatakan bahwa peretasan itu tidak mengubah satu pun suara pemilih dan menyebut Demokrat sangat malu oleh kekalahan mereka dalam pemilu. [gp]

XS
SM
MD
LG