Tautan-tautan Akses

Pasca Insiden Penikaman di Portland, Warga Muslim Sampaikan Terima Kasih pada Warga


Warga menyampaikan rasa terima kasih pada dua orang yang tewas karena membela dua perempuan Muslim yang menjadi sasaran caci maki anti-Muslim di dalam kereta api di Portland, Jumat lalu (26/5). 
Warga menyampaikan rasa terima kasih pada dua orang yang tewas karena membela dua perempuan Muslim yang menjadi sasaran caci maki anti-Muslim di dalam kereta api di Portland, Jumat lalu (26/5). 

Sekelompok warga Muslim di Portland, Oregon, hari Sabtu (27/5) menyampaikan rasa terima kasih pada warga masyarakat yang telah membela dua perempuan – salah seorang di antaranya mengenakan jilbab – yang menjadi sasaran caci maki anti-Muslim di dalam kereta api Jumat lalu (26/5).

“Saya sangat bersyukur sebagai seorang warga Muslim, saya memiliki warga Portland, yang bersedia berdiri bersama sebagai satu kesatuan,” ujar Muhammad A. Najieb, seorang imam di Pusat Komunitas Islam di kota itu. Ditambahkannya, kedua remaja perempuan itu “bisa menjadi korban, tetapi tiga pahlawan maju dan membela mereka.”

Tiga laki-laki yang maju dan membela kedua perempuan itu, ditikam. Satu orang tewas di lokasi kejadian, satu lainnya di rumah sakit. Laki-laki ketiga masih dirawat karena luka-luka.

Tiga Laki-Laki yang Maju Membela, Dua Tewas Ditikam, Satu Luka Parah

Kantor berita Associated Press mengutip polisi yang mengidentifikasi dua laki-laki yang tewas itu sebagai Ricki John Best yang berusia 53 tahun dan Taliesin Myrddin Namkai Meche yang berusia 23 tahun. Laki-laki ketiga yang masih dirawat di rumah sakit karena luka serius diidentifikasi sebagai Micah David-Cole Fletcher yang berusia 21 tahun.

Walikota Portland Ted Wheeler mengatakan Best adalah seorang veteran tentara dan pekerja di kota itu.

Najieb mengatakan upaya pengumpulan dana yang dilakukan kelompoknya untuk keluarga kedua laki-laki yang tewas dan korban yang selamat, serta kedua remaja perempuan tersebut, berhasil mengumpulkan 50 ribu dolar dalam waktu beberapa jam saja.

Polisi Masih Selidiki Pelaku yang Memiliki Ideologi Garis Keras

Polisi mengatakan akan menyelidiki tersangka Jeremy Joseph Christian – yang berusia 35 tahun dan tampaknya memiliki ideologi ekstremis, dan kini dituduh membunuh kedua laki-laki tersebut. Beberapa pesan yang dipasang Jeremy di halaman media sosialnya menunjukkan rasa simpati pada Nazi dan kekerasan politik.

Serangan itu terjadi di kereta api MAX pada hari pertama bulan Ramadhan, bulan paling suci dalam kalender Islam.

Jeremy Joseph Christian (35 tahun), tersangka pelaku pembunuhan dan pencaci-maki dua perempuan Muslim di atas kereta di Portland, Jumat 26/5. (foto: dok).
Jeremy Joseph Christian (35 tahun), tersangka pelaku pembunuhan dan pencaci-maki dua perempuan Muslim di atas kereta di Portland, Jumat 26/5. (foto: dok).

Jeremy ditahan karena diduga melakukan pembunuhan sadis, upaya pembunuhan, intimidasi dan melakukan kejahatan dengan senjata api. Ia ditangkap tak lama setelah insiden itu, ketika ia akhirnya dikejar oleh beberapa laki-laki lain.

Pelaku Menyerah Setelah Dikejar Beberapa Penumpang KA

Alvin Hall mengatakan pada KATU-TV, ia baru saja turun dari kereta api ketika melihat seorang laki-laki berdarah di di bagian leher dan insting-nya langsung mencari tahu apa yang terjadi. “Saya bertanya apa yang bisa saya lakukan, kemana pelaku lari?” dan seseorang mengatakan “ia lari ke arah jembatan.” “Jadi saya segera lari menaiki tangga menuju ke jembatan,” tambah Alvin.

Di sana ia bertemu Chase Robinson dan Larry Blackwell, dan ketiganya segera menghadapi tersangka yang mencoba menyerang dengan pisau.

‘’Begitu ia melihat saya ia mulai mengatakan seperti ini ‘’kamu juga ingin mengejar saya, kamu mau ini,’’ ujar tersangka sambil menunjukkan pisaunya dan menghadapi saya.

Tak lama kemudian polisi datang dan menangkapnya.

Jeremy akan dihadirkan ke sidang pengadilan hari Selasa (30/5) dan belum jelas apakah ia akan didampingi kuasa hukum.

FBI: Terlalu Dini Katakan Kejahatan ini Bermotif Kebencian

FBI mengatakan masih terlalu dini untuk mengatakan apakah pembunuhan itu merupakan kejahatan bermotif kebencian. Namun Jeremy menghadapi beberapa tuduhan intimidasi, yang setara dengan kejahatan bermotif kebencian.

Salah satu mingguan alternatif di kota itu ‘’The Portland Mercury’’ menerbitkan satu artikel di situsnya, dan mengatakan Jeremy pernah ikut unjukrasa akhir April lalu dengan membawa tongkat baseball untuk menghadapi pengunjukrasa lainnya, dan tongkat pemukul itu kemudian disita polisi. Artikel di situs itu juga menunjukkan sebuah video dimana ada seorang laki-laki yang mengenakan rantai besi di sekeliling lehernya dan sebagian tubuhnya diselimuti bendera Amerika meneriakkan kalimat “saya nihilis*. Ini tempat saya yang aman!’’ sementara para pengunjukrasa di sekelilingnya bersorak. *Nihilis adalah orang yang percaya bahwa kehidupan tidak berarti apa-apa dan menolak semua agama dan prinsip-prinsip moral.

The Oregonian/OregonLive juga memasang video tentang unjukrasa pada 29 April lalu yang juga menunjukkan Jeremy.

Sementara pada akun Facebook-nya, Jeremy tampak menunjukkan simpati pada Nazi dan Timothy McVeigh, laki-laki yang membom gedung federal di kota Oklahoma pada tahun 1995. [em]

XS
SM
MD
LG