Tautan-tautan Akses

Industri Sawit Was-Was akan Dampak Ketegangan Indonesia-Malaysia


Seorang pekerja sedang memanen kelapa sawit di sebuah perkebunan di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah.
Seorang pekerja sedang memanen kelapa sawit di sebuah perkebunan di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah.

Pelaku industri berharap hubungan kedua negara tetap baik, karena banyak tenaga kerja bergantung pada industri ini.

Sebagai dua negara penghasil sawit terbesar di dunia, Indonesia dan Malaysia melakukan berbagai kerja sama di bidang industri ini. Lahan tanaman sawit kedua negara pun nyaris berbaur karena banyak pengusaha Indonesia memiliki lahan sawit di Malaysia dan banyak pula pengusaha Malaysia memiliki lahan sawit di Indonesia.

Kerjasama seperti ini, menurut Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Fadil Hassan, banyak menyerap tenaga kerja asal Indonesia dalam industri sawit. Ia pun berharap hubungan kedua negara harus tetap dijaga, karena sifat mutualisme ini, di mana kedua belah pihak saling membutuhkan.

“Kita ini terakhir bertemu kira-kira sebulan yang lalu. Tapi, kita mengharapkan kerja sama tetap berlangsung karena kepentingannya lebih besar. Saya kira karena menyangkut masa depan industri sawit di Malaysia dan Indonesia,” jelas Fadil.

Lebih jauh, Fadil Hassan berharap ketegangan yang sedang terjadi antara Indonesia dan Malaysia dapat segera mencair.

“(Semoga) akan diselesaikan dengan baik tentunya, tanpa merugikan atau melecehkan harga diri dari masing-masing negara,” kata Fadil.

Menko Perekonomian Hatta Rajasa.
Menko Perekonomian Hatta Rajasa.

Menko Perekonomian Hatta Rajasa kepada pers di Jakarta, hari Senin mengungkapkan harapannya agar hubungan dagang Indonesia dan Malaysia akan tetap harmonis, sambil menunggu penyelesaian terbaik bagi kedua negara terkait konflik akhir-akhir ini.

“Sampai sekarang kita tidak ada pembicaraan-pembicaraan yang terkait dengan mengevaluasi hal yang berkaitan dengan masalah-masalah perekonomian,” jelas Menko Hatta Rajasa.

Selain melalui sawit, selama ini hubungan perekonomian antara Indonesia dan Malaysia terus meningkat lewat kegiatan ekspor impor. Menurut catatan Badan Pusat Statistik (BPS), setelah Singapura, Malaysia menempati urutan kedua sebagai negara tujuan ekspor Indonesia di kawasan ASEAN.

Selama semester pertama tahun ini, ekspor non-migas Indonesia ke Malaysia mencapai sekitar tiga miliar dolar Amerika dan diharapkan akan meningkat dua kali lipat pada akhir tahun. Prediksi itu juga naik dari realisasi ekspor non-migas Indonesia ke Malaysia tahun lalu sekitar lima miliar dolar. Selain tekstil, komoditas asal Indonesia yang diminati Malaysia adalah sepatu, elektronik dan mainan anak-anak.

XS
SM
MD
LG