Tautan-tautan Akses

India Gandakan Hak Cuti Melahirkan, Namun Tak Semua Orang Mendapatkan Manfaatnya


ARSIP - Para ibu menggendong bayi-bayi yang baru lahir seraya beristirahat di rumah sakit bersalin selama “Hari Populasi Dunia” di Kolkata, 11 Juli 2012 (foto: REUTERS/Rupak De Chowdhuri)
ARSIP - Para ibu menggendong bayi-bayi yang baru lahir seraya beristirahat di rumah sakit bersalin selama “Hari Populasi Dunia” di Kolkata, 11 Juli 2012 (foto: REUTERS/Rupak De Chowdhuri)

Digandakannya cuti melahirkan menjadi enam bulan ketimbang hak cuti melahirkan yang sebelumnya hanya diberikan selama tiga bulan sangat membantu ibu yang baru melahirkan.

Neda Saiyyada termasuk di antara wanita India yang mendapatkan cuti hamil selama enam bulan dari perusahaan tempatnya bekerja tahun lalu ketimbang hak cuti hamil yang sebelumnya diberikan selama tiga bulan. Perpanjangan cuti ini sangat membantu ibu muda tersebut.

“Ketika saya hami, kekhawatiran terbesar saya adalah saya tidak dapat meninggalkan anak saya,” ujarnya. “Usia tiga bulan bagi seorang bayi belum berarti apa-apa, bahkan bayi belum dapat menyangga kepalanya, dan anak saya sudah dapat makan dan duduk ketika saya kembali ke tempat kerja, jadi ini adalah berkah tersembunyi.”

Sekitar 1,8 juta wanita di India bekerja di sektor formal dan dalam waktu dekat secara legal akan berhak untuk mendapatkan perpanjangan cuti melahirkan sehingga Saiyyada sangat berterima kasih setelah parlemen menyetujui undang-undang yang bersejarah awal bulan ini yang menggandakan cuti melahirkan dari 12 minggu menjadi 26 minggu.

India bergabung dengan sejumlah kecil negara, seperti Kanada dan Norwegia, yang memberikan hak cuti selama enam bulan atau lebih.

Selain meningkatkan kesehatan ibu dan bayi, para pakar berharap cuti melahirkan yang lebih lama akan mendorong lebih banyak wanita untuk kembali bekerja dan membantu untuk mempersempit kesenjangan gender yang meningkat di negara dimana tenaga kerja wanita merupakan seperempat dari total tenaga kerja keseluruhan.

Wanita dalam lapangan kerja

Shachi Irde, seorang direktur eksekutif lembaga nirlaba Catalyst India Women’s Research Center, mengkhawatirkan jumlah wanita dalam lapangan kerja tidak hanya sedikit, namun jumlahnya semakin menurun.

“Tahun 2004 dan 2005 ada 37 persen wanita dalam lapangan kerja, namun persentasenya sekarang telah menurun menjadi 29 persen,” ujarnya.

Dengan menunjuk India sebagai satu-satunya negara dengan tren yang menurun, ia berkata “ada banyak alasannya, namun salah satunya perawatan anak.”

Menurut studi yang dilaksanakan oleh the Associated Chambers of Commerce and Industry of India, 25 persen dari ibu baru di India berhenti bekerja setelah melahirkan anak pertamanya. Dan riset oleh Catalyst menunjukkan bahwa tanggungjawab keluarga membuat wanita sulit untuk menapak tangga karir: sekitar setengah dari wanita India yang bekerja tidak dapat mencapai posisi lebih dari tingkat pemula atau madya. [ww]

XS
SM
MD
LG