Tautan-tautan Akses

Ilmuwan Temukan Jenis Bakteri Berbahaya di India


Eastern Market en Washington
Eastern Market en Washington

Para ilmuwan menemukan bakteri mematikan pada air minum di New Delhi, India. Bakteri yang kebal terhadap obat itu pertama kali ditemukan tahun 2008.

Para ilmuwan telah menemukan jenis bakteri berbahaya dalam air minum di New Delhi, India. Bakteri itu memiliki gen yang disebut sebagai New Delhi metallo-beta-lactamase, atau NDM-1. Gen itu berbahaya karena bisa membuat bakteri yang kebal terhadap antibiotik.

Para peneliti dari Universitas Cardif, di Inggris memimpin penelitian itu. Mereka menemukan bakteri NDM-1 ada dalam dua dari lima puluh sampel air minum. Gen itu ditemukan dalam 11 spesies bakteri, termasuk yang menyebabkan penyakit diare seperti kolera dan disentri.

Para peneliti juga melaporkan temuan sejenis bakteri NDM-1 dari pasien-pasien medis. Para pasien tersebut berasal dari India dan negara Asia Selatan lainnya, Eropa dan Amerika Utara.

Timothy Walsh, yang memimpin penelitian NDM-1 itu di Universitas Cardiff, menjelaskan, “Gen itu terbanyak bersumber dari India, Pakistan dan mungkin Bangladesh dan Sri Lanka. Ketika orang dari tempat itu bepergian mereka turut membawanya, seratus triliun bakteri. Akibatnya ini bisa tersebar ke seluruh dunia."

Bakteri berbahaya NDM-1 atau 'superbug' ditemukan dalam air minum di New Delhi, India.
Bakteri berbahaya NDM-1 atau 'superbug' ditemukan dalam air minum di New Delhi, India.

Para ahli mengatakan orang yang terjangkit bakteri NDM-1 di tubuhnya bisa tetap sehat. Yang bahaya adalah jika kita terjangkit bakteri penyebab penyakit.

Gen itu bisa memproduksi bakteri penyebab penyakit itu dan menghasilkan enzim yang mampu melawan obat antibiotik yang paling ampuh sekalipun. Antibiotik adalah obat utama mengatasi infeksi bakteri.

Para pejabat India mengatakan air minum di negara itu aman. Dirjen Pelayanan Kesehatan Vishwa Mohan Katoch mengatakan bakteri itu biasanya tidak menimbulkan masalah. Meski begitu pejabat di India melakukan investigasi. Namun tawaran Amerika untuk membantu investigasi itu ditolak.

Timothy Walsh mengkhawatirkan hal itu. Ia mengkhawatirkan metode yang dipakai tidak tepat atau desain studi itu lemah sehingga hasilnya tidak bisa dipercaya secara ilmiah.

Ia juga mengatakan sudah saatnya bagi masyarakat internasional untuk memaksa berbagai negara mengikuti petunjuk WHO bagi penggunaan anti biotik.

XS
SM
MD
LG