Tautan-tautan Akses

HRW Kecam Penangkapan Sewenang-wenang oleh Militer Thailand


Seorang perempuan mengangkat tiga jari ke udara tanda pembangkangan dalam demonstrasi anti-kudeta di luar Kedutaan Besar Australia di Bangkok, Thailand (4/6). (AP/Wason Wanichakorn)
Seorang perempuan mengangkat tiga jari ke udara tanda pembangkangan dalam demonstrasi anti-kudeta di luar Kedutaan Besar Australia di Bangkok, Thailand (4/6). (AP/Wason Wanichakorn)

Direktur Human Rights Watch untuk Asia mengatakan kegagalan militer mengungkapkan dimana mereka menahan para aktivis “meningkatkan keprihatinan akan keselamatan mereka.”

Gelombang penangkapan sewenang-wenang oleh para pemimpin militer Thailand setelah kudeta bulan lalu menimbulkan kemarahan organisasi-organisasi hak asasi manusia.

Dewan militer yang dipimpin oleh Jenderal Prayuth Chan-ocha telah menangkap lebih dari 200 orang politisi, wartawan dan aktivis sejak merebut kekuasaan 22 Mei.

Banyak orang telah dibebaskan sejak itu, tetapi lainnya tetap ditahan di tempat yang tidak diungkapkan dan belum diizinkan bertemu dengan keluarga atau pengacara mereka.

Human Rights Watch (HRW), Rabu (11/6) mendesak dewan militer agar menghentikan penangkapan dan penahanan sewenang-wenang “termasuk yang tampaknya hilang dengan paksa.”

Organisasi itu mengatakan mereka sangat prihatin dengan nasib aktivis Kaos Merah Kritsuda Khunasen yang berusia 27 tahun, yang ditangkap oleh tentara pada 28 Mei.

HRW mengatakan penahanan Kritsuda telah melampaui batas tujuh hari penahanan administratif yang diizinkan undang-undang darurat yang diberlakukan militer.

Direktur Human Rights Watch untuk Asia Brad Adams mengatakan kegagalan militer mengungkapkan dimana mereka menahan para aktivis seperti Kritsuda “meningkatkan keprihatinan akan keselamatan mereka.”
XS
SM
MD
LG