Tautan-tautan Akses

Hollywood Tuai Serangan Pertama Atas Karya Seni Komedi 'The Interview'


Film Komedi "The Interview" diputar di Cinefamily, Los Angeles (25/12).
Film Komedi "The Interview" diputar di Cinefamily, Los Angeles (25/12).

Charlie Chaplin pernah membuat satir yang lebih elegan pada tahun 1940, berjudul "The Great Dictator". Ia memparodikan Adolf Hitler tanpa menggunakan nama atau negaranya.

The Interview, film komedi oleh Sony Pictures mengenai dua wartawan AS yang direkrut CIA untuk membunuh pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, adalah yang terbaru dalam serangkaian parodi Hollywood mengenai para pemimpin negara asing. Tetapi ini pertama kalinya sebuah studio besar Hollywood diserang karena karya seninya.

Dalam film komedi The Interview yang dirilis Sony Pictures, reporter selebriti David Skylark dan produsernya direkrut CIA untuk membunuh pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un. Ini merupakan parodi terbaru Hollywood mengenai diktator asing.

Charlie Chaplin pernah membuat satir yang lebih elegan pada tahun 1940, berjudul The Great Dictator. Ia memparodikan Adolf Hitler tanpa menggunakan nama atau negaranya.

Tahun 2004, Paramount Pictures merilis satir Team America
yang memparodikan mantan pemimpin Korea Utara Kim Jong Il, tanpa menyebut namanya.

Tahun 2012, komedian Sacha Baron Cohen memerankan seorang diktator Timur Tengah yang vulgar, perpaduan antara para pemimpin yang korup dari kawasan itu.

Tetapi The Interview karya Sony, adalah film AS pertama dimana seorang diktator nyata yang masih menjabat menjadi sasaran pembunuhan. Korea Utara menyebut film itu sebagai “tindakan perang.” Victor Cha dari Pusat Strategi dan Studi Internasional menjelaskan mengapa film itu menyinggung Pyongyang.

“Film lebih berpangaruh dari pada sanksi ekonomi Barat atau latihan militer bersama. Karena pemerintah selalu bisa mengumpulkan massa untuk memprotes kebijakan Barat, tetapi mereka sulit mengumpulkan massa untuk memprotes ejekan Barat karena akan menimbulkan pertanyaan bagi kepemimpinan,” kata ​Victor Cha​.

Serangan dunia maya terhadap Sony telah mengusik Hollywood secara ekonomi dan budaya. Pekan lalu, Sony hampir membatalkan perilisan film itu.

Paramount Pictures batal merilis ulang Team America dan New Regency membatalkan proyek film mengenai Korea Utara yang rencananya dimulai bulan Maret dengan komedian Steve Carell.

Sejumlah kritikus film yang telah menonton The Interview juga mengecamnya. Mereka menggambarkan film itu sebagai tidak peka dan vulgar, dan sebagian lainnya mempertanyakan etika Hollywood dalam mencela budaya lain, terutama ketika budaya itu menganggapnya tidak lucu. Victor Cha merujuk pada perbedaan budaya.

“Warga Korea Utara tidak terbiasa dengan lelucon itu karena di dalam negeri, keluarga pemimpin Korea Utara digambarkan sebagai yang terdekat dengan Tuhan,” lanjut Victor Cha.

Sementara itu, pencarian Hollywood akan garis yang jelas untuk membedakan antara kebebasan berekspresi dan parodi budaya yang berlebihan mungkin baru saja dimulai.

XS
SM
MD
LG