Tautan-tautan Akses

Gereja Mormon AS Hadapi Gugatan Penganiayaan Seksual


Gereja Mormon "Salt Lake Temple" di Temple Square, Salt Lake City, negara bagian Utah (foto: ilustrasi).
Gereja Mormon "Salt Lake Temple" di Temple Square, Salt Lake City, negara bagian Utah (foto: ilustrasi).

Tiga anggota suku Indian Navajo yang mengikuti Program Orang Tua Asuh Gereja Mormon mengaku mengalami penganiayaan seksual berulang kali, selama berada di tengah keluarga asuh mereka.

Gereja Mormon menyebut programnya untuk menempatkan anak-anak suku pribumi Amerika di tengah orang tua asuh yang menjadi anggota gereja itu merupakan peluang yang tak ternilai bagi anak-anak tersebut.

Bagi tiga anggota suku Navajo Nation yang ambil bagian dalam Program Penempatan Siswa Indian pada tahun 1960-an, 1970-an, dan 1980-an, ini merupakan pengalaman buruk karena penganiayaan seksual berulang kali yang mereka alami selama berada di tengah keluarga asuh yang berbeda-beda.

Ini merupakan tuduhan yang dimuat dalam dua gugatan hukum terhadap Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, biasa dikenal sebagai Gereja Mormon, di pengadilan Navajo Nation.

Salah satu gugatan yang diungkapkan itu diajukan oleh seorang perempuan berinisial BN, yang menyatakan ia diperkosa dan dianiaya berulang kali antara tahun 1965 dan 1972.

“Saya telah cukup lama tutup mulut dan sekaranglah saatnya,” katanya kepada stasiun radio KUER Utah hari Rabu (1/6).

Gugatan lainnya yang diajukan pada Maret lalu oleh penggugat berinisial RJ dan MM memberi pernyataan rinci mengenai apa yang mereka sebut kegagalan sistematis pemimpin Mormon untuk menghentikan penganiayaan atau melaporkannya kepada pihak berwajib. [uh/ab]

XS
SM
MD
LG