Tautan-tautan Akses

Gedung Putih Sambut Kebebasan Perempuan Kristen Sudan


Wakil Menteri Luar Negeri Italia Lapo Pistelli (kiri) menyambut Mariam Yahya Ibrahim dan keluarganya yang datang dari Sudan di Roma (24/7). (Reuters/Remo Casilli)
Wakil Menteri Luar Negeri Italia Lapo Pistelli (kiri) menyambut Mariam Yahya Ibrahim dan keluarganya yang datang dari Sudan di Roma (24/7). (Reuters/Remo Casilli)

Seorang hakim Sudan menjatuhkan hukuman mati terhadap Meriam Yahya Ibrahim pada Mei karena menolak meninggalkan agama Kristen.

Gedung Putih mengatakan mereka senang karena seorang perempuan Sudan yang dijatuhi hukuman mati karena tidak mau keluar dari agama Kristen, sekarang selamat dan bebas dan akan datang ke Amerika Serikat.

Mariam Yahya Ibrahim tiba di Roma Kamis (24/7) bersama suaminya, seorang warga Amerika, dan kedua anak mereka yang masih kecil. Anak tersebut termasuk seorang bayi perempuan yang lahir ketika Ibrahim dalam penjara.

Dia bertemu di Vatikan dengan Paus Fransiskus, yang berterima kasih kepadanya atas iman dan keberaniannya.

Penasihat Keamanan Nasional Amerika Susan Rice mengatakan Amerika Serikat memperoleh kekuatan dari contoh Ibrahim ketika mendukung orang-orang yang diingkari kebebasan beragama.

Seorang hakim Sudan menjatuhkan hukuman mati terhadap Ibrahim pada Mei karena menolak meninggalkan agama Kristen. Ibrahim dibesarkan oleh ibunya yang beragama Kristen.

Pengadilan mencabut hukuman mati itu bulan lalu dan keluarga tersebut berlindung dalam kedutaan besar Amerika di Khartoum.

XS
SM
MD
LG