Tautan-tautan Akses

Gajah Terlatih Dikerahkan untuk Mengontrol Kebakaran Hutan di Riau


Patroli gajah di Tesso Nilo di Riau, untuk menggiring gajah liar kembali ke hutan. (Foto: Dok)
Patroli gajah di Tesso Nilo di Riau, untuk menggiring gajah liar kembali ke hutan. (Foto: Dok)

Di pusat konservasi gajah di distrik Siak, 23 gajah terlatih digunakan sebagai "pengawas hutan."

Para pejabat di Riau menggunakan gajah terlatih yang dilengkapi dengan pompa air dan selang untuk membantu mengontrol api yang telah membakar wilayah luas hutan yang mengakibatkan kabut asap yang parah sampai ke negara-negara tetangga.

Selama hampir tiga bulan, provinsi Riau telah diselimuti asap dari kebakaran hutan dan pembukaan lahan, terutama di lahan-lahan gambut tempat api lebih sulit dipadamkan.

Di pusat konservasi gajah di distrik Siak, 23 gajah terlatih digunakan sebagai "pengawas hutan."

Membawa pompa air dan peralatan lainnya, gajah dan awak mereka berpatroli di daerah-daerah yang terbakar di hutan nasional untuk memastikan api tidak muncul kembali setelah membara di bawah tanah lahan gambut.

Supartono, kepala Divisi Kehutanan Riau, mengatakan gajah-gajah itu sebelumnya telah dilatih untuk membantu patroli hutan untuk menemukan para penjarah, dan juga mengatasi konflik-konflik yang sering terjadi antara gajah liar dan manusia, dengan menggiring gajah-gajah liar yang memasuki permukiman kembali ke habitat-habitat mereka.

Sejauh ini, Indonesia belum berhasil memadamkan kebakaran hutan akibat pembakaran yang disengaja dan kurangnya curah hujan.

Banyak wilayah hutan yang dibakar dalam 17 tahun terakhir dikonversi menjadi perkebunan kelapa sawit dan pulp. Data dari Gugus Tugas Pencegahan Kebakaran Hutan Riau menunjukkan lebih dari 10.000 hektar hutan dan lahan telah dibakar di provinsi tersebut.

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya mengatakan sekitar 1,7 juta hektar hutan dan perkebunan telah terbakar di Sumatera dan Kalimantan. [hd]

Recommended

XS
SM
MD
LG