Tautan-tautan Akses

Forum Ekonomi Dunia: Kemiskinan Digital Perlambat Pertumbuhan Ekonomi


Britain's Prince Charles talks to a computer student at the Carlos Rosario International Public Charter School for Adults in Washington, March 19, 2015.
Britain's Prince Charles talks to a computer student at the Carlos Rosario International Public Charter School for Adults in Washington, March 19, 2015.

Laporan baru menyatakan banyak negara yang gagal memperbaiki pertumbuhan ekonomi dan standar hidupnya karena "kemiskinan digital."

Forum Ekonomi Dunia mengeluarkan laporan Teknologi Informasi Global untuk tahun 2015. Laporan itu menyebutkan bahwa "keuntungan ekonomi dan sosial penuh dari internet hanya tersedia bagi minoritas populasi dunia." Laporan tersebut juga mengatakan bahwa banyak negara yang gagal menerapkan reformasi dasar yang bisa meningkatkan produktivitas dan ekonomi mereka.

Thierry Geiger, pakar ekonomi senior untuk Forum Ekonomi Dunia dan juga editor laporan tersebut mengatakan, "Kemiskinan digital adalah ketidakmampuan menggunakan IT, entah karena tidak ada akses atau karena tidak ada kecakapan digital. Ini bentuk kemiskinan yang sesungguhnya karena tanpa akses digital, tanpa kecakapan digital, kita tidak bisa memanfaatkan potensi besar teknologi untuk memperbaiki kehidupan kita dan menciptakan kesempatan.”

Ia mengatakan teknologi penting untuk pembangunan dan bukan sebuah kemewahan yang baru dipertimbangkan ketika masalah-masalah lain selesai.

Pengantar laporan tersebut mengatakan, "Edisi Laporan Teknologi Informasi Global tahun 2015 dikeluarkan di saat banyak ekonomi di dunia bergulat untuk memastikan pertumbuhan ekonomi merata dan bermanfaat bagi semua penduduk mereka. Ekonomi maju belum mencapai potensi mereka seutuhnya dan mereka dengan gigih mengatasi pengangguran, ketidakadilan yang semakin meningkat dan masalah-masalah fiskal. Pasar negara berkembang dan negara berkembang menghadapi masalah lebih besar dari sebelumnya dan harus menyesuaikan model pembangunan mereka untuk memastikan pertumbuhan ekonomi dan distribusi keuntungan yang lebih luas."

Geiger mengatakan, “Teknologi bisa sangat mempercepat pembangunan negara dengan ekonomi kecil dan ekonomi lebih besar. Dan kami yakin bahwa hal ini harus ditangani dengan serius. Semua orang percaya teknologi ada di mana-mana, tapi pada kenyataannya tidak dan banyak kesempatan besar yang terlewat akibat itu."

Laporan tersebut menempatkan Singapura di tempat teratas dari 143 negara yang "memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (ICT) untuk dampak sosial dan ekonomi."

Selain Singapura, 10 negara teratas lainnya adalah Finlandia, Swedia, Belanda, Swiss, AS, Inggris, Luksemburg dan Jepang.

Negara terburuk untuk penggunaan ICT adalah Chad, Guinea, Burundi, Angola, Myanmar, Mauritania, Haiti, Yaman, Madagascar dan Timor Timur.

XS
SM
MD
LG