Tautan-tautan Akses

Filipina Pererat Hubungan Ekonomi dengan Jepang


Presiden Filipina, Benigno Aquino (kiri) saat bertemu PM Jepang Shinzo Abe di Tokyo tahun lalu (foto: dok). Jepang adalah mitra ekonomi terpenting Filipina.
Presiden Filipina, Benigno Aquino (kiri) saat bertemu PM Jepang Shinzo Abe di Tokyo tahun lalu (foto: dok). Jepang adalah mitra ekonomi terpenting Filipina.

Di tengah hubungan Jepang dengan Korea Selatan dan China yang masih renggang, Filipina yang dijajah Jepang selama tiga tahun selama Perang Dunia ke 2 justru mempererat hubungan ekonomi dan keamanannya.

Tujuh puluh tahun setelah Jepang menyerah kepada pasukan sekutu di akhir PD II, hubungan Jepang dengan tetangganya, Korea Selatan dan China, masih renggang akibat dendam perang. Tetapi Filipina yang dijajah Jepang selama tiga tahun selama PD ke 2, mempererat hubungan ekonomi dan keamanannya.

Sebagian warga Filipina masih punya kenangan yang sulit dilupakan tentang masa pendudukan Jepang dari 1942 hingga 1945. Anggota dari sekelompok perempuan dari masa pendudukan itu, dinamakan “Lolas” atau para nenek di Filipina, mengatakan, tentara Jepang memaksa mereka bekerja sebagai budak seks.

Salah seorang dia antaranya, Hilaria Bustamante kini berusia 89 tahun. Ia ingat ditawan selama lebih dari setahun di sebuah garnisun di provinsi Bataan.

"Setiap hari yang kami lakukan, mencuci pakaian, memasak dan ketika malam tiba laki-laki memperkosa kami, kami tidak tahu dari mana mereka datang," ungkap Hilaria.

Hilaria mengatakan setelah Amerika datang, ia bisa meninggalkan garnisun itu tetapi ia tidak menceritakan pengalamannya kepada siapapun kecuali ibunya. Pada pertengahan 1990-an ia bergabung dengan Lila Pilipina, sebuah kelompok advokasi hak-hak perempuan, yang menuntut keadilan bagi perempuan seperti dirinya.

Kelompok 'Lola Filipina' menuntut tiga hal; permintaan maaf kepada publik dan kompensasi dari pemerintah Jepang serta pemuatan kisah mereka dalam buku sejarah Filipina.

Kelompok advokasi itu memperkirakan paling sedikit 1.000 perempuan Filipina menjadi korban selama PD II. Ketua Lila Pilipina Richilda Extremadura mengatakan sekarang 70 orang masih hidup, dan hanya enam di antara mereka yang fisiknya masih cukup kuat.

"Jika mereka membiarkan semua korban tersebut meninggal sebelum pemerintah pada akhirnya mengakui semua kejahatan dan memberi keadilan bagi perempuan Lolas, saya kira itu akan terlambat bagi mereka," paparnya.

Tahun 1993, pemerintah Jepang mengakui militer mempraktikkan sebuah sistem pelacuran. Tetapi Jepang tidak mengakui praktik itu secara resmi direstui. Diperkirakan di seluruh wilayah yang dijajah oleh Tentara Kekaisaran Jepang, sekitar 200 ribu perempuan dijadikan budak seks.

Pemerintah Jepang membentuk sebuah dana kompensasi untuk perempuan lewat donor-donor pribadi dan Filipina telah menerima ganti rugi tersebut.

Perang telah menghancurkan Manila dan kota-kota lainnya. Sekitar 1,1 juta warga Filipina tewas, banyak yang menderita akibat kekejaman seperti eksekusi dan penyiksaan.

Kini, mitra dagang terbesar Filipina adalah Jepang dengan ekspor bernilai satu miliar dolar dan impor sekitar 500 juta dolar. Jepang adalah kreditor terbesar dari Bantuan Pembangunan Resmi Filipina, dan pinjaman Jepang mencapai 36 persen dari semua kredit pembangunan Filipina.

Recommended

XS
SM
MD
LG